Nabi Muhammad SAW merupakan sosok nabi terakhir yang diutus allah SWT kepada umat manusia guna melengkapi dan meluruskan ajaran tauhid yang sudah diajarkan para nabi sebelumnya.
Beliau lahir di mekah dari rahim seorang ibu bernama Aminah dan bapaknya bernama Abdullah pada hari senin 12 rabi’ul awal di tahun 571 masehi.
Genap usia rasullulah 3 tahun, ayahnya wafat sehingga ia tumbuh sebagai anak yatim dan kemudian dibesarkan kakeknya Abdul Muthalib.
Baca juga
Menelusuri kehidupan penulis kitab sahih al-bukhari, imam bukhari
Dalam sebuah buku karangan Abdurrahman dengan judul sejarah terlengkap Nabi Muhammad SAW dari sebelum masa kenabian hingga sesudahnya, diriwayatkan bahwa ada seorang wanita bernama Halimah binti abu zuaib datang ke kota Mekkah guna mencari pekerjaan.
Sudah menjadi kebiasaan masyarakat di mekkah, bahwa bayi yang baru lahir harus di susui oleh wanita yang bukan ibunya. Singkat ceritanya Rasullulah akhirnya di bawa pulang oleh Halimah ke kampungnya Bani Sa’ad guna disusui hingga usia 4 tahun.
Merujuk pada buku berjudul Air Zamzam Mukjizat yang Masih Terjaga yang ditulis Said Bakdasy, tahun 2015, ada hal menarik, saat Nabi Muhammad SAW masih dalam asuhan halimah, bahwa beliau pernah dikunjungi malaikat jibril dan dibelah dadanya guna dibersihkan hatinya menggunakan air zam-zam.
Memang sejak masa kecil, rasullulah sudah dijaga kebersihan hatinya dengan hal-hal tidak baik guna dipersiapkan nantinya di usia 40 tahun menjadi seorang rasul Allah SWT.
Sesudah lewat masa pengasuhan 4 tahun oleh Halimah Sa’adiyah, rasullulah di kembalikan lagi ke ibunya. Masa kanak-kanak beliau seperti umumya anak lain, beliau sering di ajak ibunya mengunjungi makam ayahnya di yastrib.
Pada usia 6 tahun saat di ajak ibunya ke yastrib itulah, di tengah jalan perjalanan pulangnya ibunya siti aminah menderita sakit dan akhirnya meninggal dunia.
Pun 2 tahun sesudahnya menyusul kakeknya abu muthalib meninggal dunia saat Nabi Muhammad SAW berusia 8 tahun. Selanjutnya rasullulah dibesarkan oleh pamannya abu thalib.
Saat dalam asuhan pamannya ini, beliau banyak diajarkan cara berdagang. Diajak melakukan niaga ke kota syiria yang ada di sekitar kota mekkah.
Mengutip dari buku berjudul Muhammad di Makkah dan Madinah yang ditulis At-Thabari tahun 2018, diceritakan saat di rasullulah tiba di kota Bushra Syiria, ia dan pamannya dijamu dengan makanan oleh seorang rahib bernama bahira.
Sang rahib tersebut melihat ada tanda mencolok pada diri rasullulah dimana terlihat awan selalu melindunginya, lalu kemudian ia berinisiatif memeriksa tubuh rasullulah.
Ditemukannya dua buah gambar tanda cicin diantara kedua pundak Nabi Muhammad SAW sebagaimana nubuat yang ada dalam kitabnya. Setelah melakukan sedikit tanya jawab dengan pamannya Abu Thalib, rahib bahira minta agar pamannya segera membawanya pulang.
Pesan bahira, lindungi rasullulah gangguan kaum yahudi karena kalau mereka tahu apa yang aku temukan pada dirinya maka ia akan dibunuh. Sejak itulah Abu Thalib menjadi benteng pertahanan yang membela dan melindunginya hingga dewasa.
Ketika mulai beranjak dewasa Nabi Muhammad SAW semakin serius berdagang di temani kawan karibnya Saib bin Abi Saib. Beliau saat berdagang di kenal sebagai pedagang yang jujur karena itulah Siti Khadijah seorang saudagar kaya raya menerima tawaran kerjasama dari rasullulah guna berdagang.
Masa itu pola perdagangan suku quraisy cukup teratur, saat musim panas tiba para pedagang akan berdagang di wilayah utara sedangkan saat musim dingin datang mereka akan ke wilayah selatan. Ini sudah diterangkan dalam surah quraisy pada ayat 1- 2 " karena kebiasaan orang-orang quraisy yaitu kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan panas"
Nah, semenjak bermitra dengan rasullulah, terjadi peningkatan pesat pendapatan dari usaha siti khadijah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini membuat khadijah kagum dan mencoba cari tahu rahasia metode nabi muhammad SAW berdagang melalui orang kepercayaannya.
Mereka menerangkan bahwa rasullulah dalam melakukan niaga sangat jujur, ahlak inilah yang membuat siti khadijah kagum sehingga diam-diam jatuh cinta. Melalui perantara siti nafisah yakni orang kepercayaannya, beliau mengutusnya untuk menyampaikan perasaan itu dalam suatu dialog tanya jawab.
Ringkasnya, Nabi Muhammad SAW menyambut baik gagasan siti nafisah menjodohkannya dengan siti khadijah dan pernikahan pun di gelar di tahun 595 masehi.
Saat menikah itu rasullulah sudah berusia 25 tahun sedangkan siti khadijah usianya 40 tahun. Tidak kurang 24 tahun mereka mengarungi rumah tangga sebagai pasangan suami istri dan dikarunia 7 orang anak yaitu
Baca juga
Menelusuri kehidupan penulis kitab sahih al-bukhari, imam bukhari
Dalam sebuah buku karangan Abdurrahman dengan judul sejarah terlengkap Nabi Muhammad SAW dari sebelum masa kenabian hingga sesudahnya, diriwayatkan bahwa ada seorang wanita bernama Halimah binti abu zuaib datang ke kota Mekkah guna mencari pekerjaan.
Sudah menjadi kebiasaan masyarakat di mekkah, bahwa bayi yang baru lahir harus di susui oleh wanita yang bukan ibunya. Singkat ceritanya Rasullulah akhirnya di bawa pulang oleh Halimah ke kampungnya Bani Sa’ad guna disusui hingga usia 4 tahun.
Merujuk pada buku berjudul Air Zamzam Mukjizat yang Masih Terjaga yang ditulis Said Bakdasy, tahun 2015, ada hal menarik, saat Nabi Muhammad SAW masih dalam asuhan halimah, bahwa beliau pernah dikunjungi malaikat jibril dan dibelah dadanya guna dibersihkan hatinya menggunakan air zam-zam.
Memang sejak masa kecil, rasullulah sudah dijaga kebersihan hatinya dengan hal-hal tidak baik guna dipersiapkan nantinya di usia 40 tahun menjadi seorang rasul Allah SWT.
Sesudah lewat masa pengasuhan 4 tahun oleh Halimah Sa’adiyah, rasullulah di kembalikan lagi ke ibunya. Masa kanak-kanak beliau seperti umumya anak lain, beliau sering di ajak ibunya mengunjungi makam ayahnya di yastrib.
Pada usia 6 tahun saat di ajak ibunya ke yastrib itulah, di tengah jalan perjalanan pulangnya ibunya siti aminah menderita sakit dan akhirnya meninggal dunia.
Pun 2 tahun sesudahnya menyusul kakeknya abu muthalib meninggal dunia saat Nabi Muhammad SAW berusia 8 tahun. Selanjutnya rasullulah dibesarkan oleh pamannya abu thalib.
Saat dalam asuhan pamannya ini, beliau banyak diajarkan cara berdagang. Diajak melakukan niaga ke kota syiria yang ada di sekitar kota mekkah.
Mengutip dari buku berjudul Muhammad di Makkah dan Madinah yang ditulis At-Thabari tahun 2018, diceritakan saat di rasullulah tiba di kota Bushra Syiria, ia dan pamannya dijamu dengan makanan oleh seorang rahib bernama bahira.
Sang rahib tersebut melihat ada tanda mencolok pada diri rasullulah dimana terlihat awan selalu melindunginya, lalu kemudian ia berinisiatif memeriksa tubuh rasullulah.
Ditemukannya dua buah gambar tanda cicin diantara kedua pundak Nabi Muhammad SAW sebagaimana nubuat yang ada dalam kitabnya. Setelah melakukan sedikit tanya jawab dengan pamannya Abu Thalib, rahib bahira minta agar pamannya segera membawanya pulang.
Pesan bahira, lindungi rasullulah gangguan kaum yahudi karena kalau mereka tahu apa yang aku temukan pada dirinya maka ia akan dibunuh. Sejak itulah Abu Thalib menjadi benteng pertahanan yang membela dan melindunginya hingga dewasa.
Ketika mulai beranjak dewasa Nabi Muhammad SAW semakin serius berdagang di temani kawan karibnya Saib bin Abi Saib. Beliau saat berdagang di kenal sebagai pedagang yang jujur karena itulah Siti Khadijah seorang saudagar kaya raya menerima tawaran kerjasama dari rasullulah guna berdagang.
Masa itu pola perdagangan suku quraisy cukup teratur, saat musim panas tiba para pedagang akan berdagang di wilayah utara sedangkan saat musim dingin datang mereka akan ke wilayah selatan. Ini sudah diterangkan dalam surah quraisy pada ayat 1- 2 " karena kebiasaan orang-orang quraisy yaitu kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan panas"
Nah, semenjak bermitra dengan rasullulah, terjadi peningkatan pesat pendapatan dari usaha siti khadijah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini membuat khadijah kagum dan mencoba cari tahu rahasia metode nabi muhammad SAW berdagang melalui orang kepercayaannya.
Mereka menerangkan bahwa rasullulah dalam melakukan niaga sangat jujur, ahlak inilah yang membuat siti khadijah kagum sehingga diam-diam jatuh cinta. Melalui perantara siti nafisah yakni orang kepercayaannya, beliau mengutusnya untuk menyampaikan perasaan itu dalam suatu dialog tanya jawab.
Ringkasnya, Nabi Muhammad SAW menyambut baik gagasan siti nafisah menjodohkannya dengan siti khadijah dan pernikahan pun di gelar di tahun 595 masehi.
Saat menikah itu rasullulah sudah berusia 25 tahun sedangkan siti khadijah usianya 40 tahun. Tidak kurang 24 tahun mereka mengarungi rumah tangga sebagai pasangan suami istri dan dikarunia 7 orang anak yaitu
1. Al-qasim
2. Zaenab
3. Ruqayyah
4. Ummu kultsum
5. Fatimah Az-Zahra
6. Abdullah
7. Ibrahim
Dari ketujuh anak rasullulah tersebut, 6 diantaranya meninggal dunia dan hanya tersisa satu orang yang hidup yakni Fatimah Az-Zahra.
Saat bersama siti khadijah inilah di usia 40 tahun Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertamanya dari Allah SWT tanggal 17 ramadhan atau tepatnya tanggal 6 Agustus 610 masehi di gua hira yaitu surah al-alaq ayat 1- 5 melalui perantara malaikat jibril.
Pada hadits sahih bukhari nomor 3 , imam bukhari meriwayatkan keterangan yang disampaikan istri Nabi Muhammad SAW, Aisyah RA selengkapnya sebagai berikut
Diceritakan dari Yahya bin Bukair; dari al-Laits; dari ‘Uqail; dari
Ibnu Syihab; dari ‘Urwah bin al-Zubair; dari Aisyah ummul mu’minin
Ia bercerita bahwa wahyu pertama yang diterima Rasulullah itu mimpi
yang benar. Rasulullah tak pernah bermimpi kecuali mimpinya itu seperti
cahaya pagi. Beliau diberikan keinginan untuk menyendiri. Akhirnya
beliau pun menyendiri di gua Hira dan beribadah
beberapa malam lamanya sebelum kembali pada keluarganya untuk
mempersiapkan bekal ibadah kembali. Beliau pun menemui Khadijah untuk
mempersiapkan bekal kembali. Sampai pada suatu ketika kebenaran itu
datang saat Rasulullah berada di gua Hira.
Malaikat pun mendatangi Rasulullah dan memintanya membaca,
“Bacalah.” Rasulullah menjawab, “Aku tak dapat membaca.” Rasulullah
bercerita, “Malaikat pun memegang, memeluk, lalu melepaskanku, dan
memintaku membaca kembali, “Bacalah.” “Aku tak dapat membaca,” jawab
Rasulullah. “Malaikat pun memegang, memeluk, lalu melepaskanku, dan
memintaku membaca kembali untuk yang kedua kali, “Bacalah.” “Aku tak
dapat membaca,” jawab Rasulullah. “Malaikat pun kembali memegang,
memeluk, lalu melepaskanku, dan memintaku membaca kembali untuk yang
ketiga kali, “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, Tuhanmu itu
Maha Pemurah (QS Al-‘Alaq; 2)
Inilah tanda saat Muhammad di angkat pertama kalinya menjadi rasul allah SWT di dunia ini. Kejadian ini kemudian diceritakan kepada istrinya Siti Khadijah dan sempat di ajak berkonsultasi pada sepupunya Waraqah dan ia berkata inilah namus yang Allah turunkan pada Nabi Musa sebelumnya.
(arti namus yaitu malaikat yang kepadanya di percayakan rahasia Allah)
Sejak menerima wahyu pertama itu, Rasullulah mulai melakukan kegiatan dakwahnya secara sembunyi-sembunyi di lingkungan keluarga, sahabat dan orang terdekatnya. Ada yang menyambut baik dakwah tersebut dan tidak sedikit juga yang menentangnya semisal paman beliau abu lahab dan abu jahal.
Nabi Muhammad SAW mulai berdakwah secara terbuka sejak turunnya wahyu surah Al-Hijr ayat 94
"Maka sampaikanlah
olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu)
dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik."
"Perintah Dakwah Nabi Muhammad SAW Dijelaskan Pada Surah Al-Hijr Ayat 94" selengkapnya "Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik".
"Perintah Dakwah Nabi Muhammad SAW Dijelaskan Pada Surah Al-Hijr Ayat 94" selengkapnya "Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik".
Kemudian dilanjutkan dengan turunnya wahyu surah Asy-Syu'ara ayat 214-215 "dan berikanlah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu yaitu orang-orang yang beriman"
Selama berdakwah ini rasullulah mendapat ujian luar biasa, diancam untuk dibunuh dan para pengikutnya pun disiksa. Turun kemudian wahyu Allah SWT surah al-baqarah ayat 218 yang memerintahkannya untuk pindah ke kota medinah. Proses pindah rasullulah bersama pengikutnya ke kota medinah terjadi di tahun 622 masehi.
Nabi Muhammad SAW meninggal dunia saat turunnya wahyu Allah yaitu Surah Az Zumar
ayat 30, artinya “Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati
pula.”.
Demikian kisah hidup, rasullulah semoga bermanfaat
Baca juga Sejarah penyusunan al-quran (lengkap)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
BERIKAN KOMENTAR YANG SOPAN DAN SESUAI ISI ARTIKEL YANG ADA,