Pernahkah kamu mendengar mengenai
SCARA? Dalam dunia modern seperti saat ini, perkembangan teknologi jadi semakin
canggih. Ada semakin banyak istilah-istilah yang muncul dalam dunia teknologi,
mulai dari AI atau Artificial
Intelligence hingga SCARA atau Selective
Compliance Assembly Robot Arm.
Singkatnya kita bisa memanggilnya dengan
sebutan Robotic Arm atau Robot
Tangan/Lengan yang merupakan salah satu jenis robot industri yang berguna untuk
melakukan tugas perakitan dengan akurasi dan kecepatan tinggi. Simak pembahasan
lebih lanjut mengenai Robotic Arm
SCARA berikut ini ya!
Siapa
Penemu SCARA?
Robotic Arm ini memiliki sejarah yang cukup panjang. Awal
mulanya, pada tahun 1977 salah seorang profesor dari universitas Yamanashi yang
bernama Profesor Hiroshi Makino terinspirasi dari sebuah acara. Acara tersebut
digelar di Simposium Internasional di Tokyo Jepang dan membahas mengenai Robot
Industri.
Baca juga
Penjelasan revolusi industri 4.0 menurut para ahli
Pada saat itu, Hiroshi menyaksikan sebuah penemuan revolusioner yang
menginspirasi yakni robot SIGMA.
Setelah itu, Hiroshi mulai membentuk
SCARA Robot Consortium yang beranggotakan 13 perusahaan Jepang untuk
mengembangkan robot perakitan sendiri melalui sebuah penelitian khusus.
Selayang pandang Selective
Compliance Assembly Robot Arm (SCARA)
Robotic
Arm SCARA
ini punya cara kerja yang unik lho, ia memiliki konfigurasi unik dengan 2
lengan. Satu lengannya dapat beroperasi dalam bidang horizontal dan satu lengan
lainnya dalam posisi vertikal.
Konfigurasi ini memungkinkan lengan robot untuk
bisa bergerak dengan lebih fleksibel, stabil, dan memungkinkan adanya gerakan pick and place secara cepat dan akurat.
Banyak pabrik atau industri-industri
yang menggunakan teknologi keren ini untuk pekerjaan pengemasan, penyortiran,
pemrosesan material, sampai dengan perakitan komponen elektronik.
Keunggulan
utama SCARA adalah kemampuannya untuk menjaga stabilitas gerakan vertikal
dan horizontal sehingga membuatnya cocok
untuk operasi perakitan dan pemindahan material yang memerlukan pergerakan yang
cepat dan presisi.
Sebelum mulai digunakan dalam dunia
industri, para peneliti dari lingkup industri hingga mahasiswa dari universitas
sudah melakukan banyak penelitian seputar Robotic
Arm ini lho!
Salah satunya adalah skripsi mengenai Selective Compliance Assembly Robot Arm yang di Universitas Gadjah
Mada yang bisa kamu akses melalui laman website Repository
UGM .
Penelitian ini dilakukan untuk
menganalisis kinematika dan dinamika robot SCARA 4 DOF menggunakan simulasi
V-REP dan MATLAB.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi dan
produktivitas di industri manufaktur dengan merancang, menganalisis, dan
mensimulasikan robot SCARA.
Ada sejumlah data penelitian, jurnal
ilmiah, hingga skripsi dan tesis lainnya yang mengusung tema Robotic Arm ini. Contohnya, pembahasan
tentang desain dan simulasi Selective
Compliance Assembly Robot Arm (SCARA).
Penelitian ini membahas tentang
desain dan simulasi Robotic Arm yang
digunakan dalam industri untuk Material
Handling (Packaging, Assembly, dan Pick and Place).
Berdasarkan jurnal penelitian yang
bisa diakses di Repository ITS , Robotic Arm juga memiliki kemampuan
mengambil benda yang diperintahkan dengan perintah suara, tingkat
keberhasilannya pun mencapai 78%.
Melalui beberapa optimasi dan banyak
penelitian lagi, tingkat keberhasilan ini bisa ditingkatkan lagi di masa depan.
Perbedaan
SCARA dengan Robot Lengan Industri Lainnya
Robot industri standar yang banyak
digunakan dalam dunia manufaktur adalah robot 6 sumbu, keduanya memiliki
perbedaan yang cukup besar. Berikut ini beberapa perbedaan utamanya:
1.Desain
Selective
Compliance Assembly Robot Arm (SCARA) hanya memiliki 4 sumbu
sehingga pergerakannya terbatas, desainnya juga lebih simple dan kecil. Sementara itu, robot standar industri lainnya
memiliki 6 sumbu yang memungkinkannya untuk bergerak bebas ke berbagai arah.
2.Rentang Gerak
SCARA dengan 4 sumbunya tentu memiliki
pergerakan yang terbatas, lebih cocok untuk pekerjaan dalam bidang gerak
vertikal karena memang lengannya dirancang sedemikian rupa.
Hal ini membuat
robot SCARA lebih sesuai untuk pekerjaan yang membutuhkan gerakan presisi dalam
ruang kerja tertentu dan kurang cocok untuk pekerjaan yang membutuhkan
pergerakan yang kompleks.
3.Ukuran
Selective
Compliance Assembly Robot Arm (SCARA) memiliki ukuran yang lebih
kecil dan kompak dibandingkan robot lengan dengan 6 sumbu. Hal ini membuat Robotic Arm SCARA ini dapat
diintegrasikan dalam lingkup kerja yang kecil.
Popularitas
Robotic Arm SCARA dan Pengaruhnya
dalam Dunia Industri
Robotic
Arm
ini merupakan salah satu jenis robot industri yang saat ini tengah populer,
utamanya dalam industri manufaktur dan perakitan. Secara umum, jenis robot ini
memiliki 4 sumbu dan 2 lengan paralel.
Robot ini memiliki kemampuan untuk
bergerak bebas dan mampu mempertahankan kekakuan pada 3 sumbunya, sementara
sumbu terakhirnya bersifat fleksibel.
Fleksibilitas ini memungkinkan lengan
robot untuk melakukan tugas seperti pick
& place, sortir barang, sampai dengan perakitan. Saat ini banyak
perusahaan manufaktur ternama dalam bidang perakitan yang sudah beralih ke
penggunaan teknologi Robotic Arm SCARA.
Meskipun belum 100% terintegrasi dengan Robotic
Arm, namun penggunaannya jadi semakin umum.
Kelebihan
Menggunakan Robotic Arm SCARA
Penggunaan robot ini ternyata
memberikan banyak keuntungan lho bagi dunia manufaktur skala besar. Desainnya
yang simple mampu mempercepat siklus
pengerjaan, akurasinya juga oke, dan mampu mengulangi pekerjaan dengan proses
dan hasil yang lebih presisi dibandingkan robot jenis lainnya.
Bahkan, robot
ini mampu bekerja dengan baik pada pekerjaan perakitan dengan detail yang mini
alias kecil.
Mengingat desainnya yang lebih
sederhana, maka harga dari SCARA ini juga lebih murah. Desainnya yang minimalis
ini membuat biaya untuk produksi dan pemeliharaannya jadi lebih minim.
Akurasi
dan presisinya yang tinggi membuat jenis robot ini mampu menyelesaikan tugas
detail dengan cepat dan minim kesalahan.
Kekurangan
Menggunakan Robotic Arm SCARA
Nah, meskipun punya banyak kelebihan
namun SCARA tetap memiliki banyak kelemahan. Salah satunya adalah memiliki daya
angkat yang terbatas, Robotic Arm SCARA
rata-rata hanya mampu mengangkat muatan dengan kisaran berat 30-50 kg saja.
Coba bandingkan dengan beberapa robot 6 sumbu yang mampu mengangkat beban
sampai dengan 2000 kg! Perbandingan ini tentu cukup besar, sehingga lingkup
penggunaan Robotic Arm jenis ini
cukup terbatas.
Kelemahan lainnya adalah ruang
geraknya yang terbatas, Robotic Arm ini
tidak sefleksibel robot 6 sumbu. Hal ini membuat robot ini kurang cocok untuk
pekerjaan yang membutuhkan ruang gerak dan fleksibilitas yang tinggi.
Pekerjaan
yang Cocok Diotomatisasi Menggunakan SCARA
Beberapa jenis pekerjaan yang bisa diotomatisasi
menggunakan Robotic Arm SCARA adalah:
Perakitan seperti perakitan alat-alat elektronik, pemasangan paku dan sekrup, hingga memasang komponen kecil.
- Pick
and Place : ambil dan meletakkan benda tertentu dari satu titik ke
titik lainnya.
- Packing : Mengemasi produk dikirim atau disimpan. Kamu bisa
memprogram Robotic Arm SCARA untuk
mengambil dan meletakan produk dalam kotak dan melengkapinya dengan sensor.
- Mendistribusikan komponen atau cairan dengan
tingkat akurasi tinggi.
- Dan lain sebagainya sesuai fungsi.
Kesimpulan
Dari
beberapa pembahasan diatas, kita bisa menarik beberapa kesimpulan. SCARA adalah
Selective Compliance Assembly Robot Arm
atau robot lengan. Jenis robot ini memiliki 4 sumbu dengan gerakan pada bidang
X-Y dan Z, rotasi 360 derajatnya bersumber di sumbu Z.
SCARA memiliki ukuran
yang lebih kecil, desain minimalis, harga yang lebih ekonomis, lebih akurat,
lebih cepat, dan mampu mengulangi pekerjaan dengan presisi.
Oleh karena itu, Robotic Arm SCARA lebih cocok digunakan dalam pekerjaan perakitan,
sortir, dan pick and place. Meskipun
begitu, dibandingkan robot standar industri 6 sumbu, SCARA juga memiliki
beberapa kekurangan yakni ruang gerak yang terbatas (dominan horizontal) dan
daya angkut beban yang lebih rendah.
Dalam memilih model Robotic Arm SCARA 4 sumbu yang tepat,
kamu bisa mempertimbangkan beberapa hal. Mulai dari lingkup kerja dan jejak,
akurasi, hingga kecepatan.
Baca juga
Awas. Robot AI bisa menggantikan pekerjaan manusia