-->

Selasa, November 21, 2023

AHMED DEEDAT : SEJARAH HIDUP CENDEKIAWAN MUSLIM TERSOHOR DI DUNIA (LENGKAP)

sejarah hidup cendekiawan muslim ahmed deedatAhmed Deedat adalah seorang cendekiawan dan ulama muslim yang berasal dari negara Afrika selatan. Beliau dikenal luas karena keberaniannya dalam melakukan debat lintas agama antara islam dan agama Kristen. Ahmed deedat sebetulnya kelahirannya di surat negara india namun tumbuh besar di afrika selatan.

Mengapa ahmed deedat bisa ada di afrika selatan ? padahal lahirnya di negara india bagaimana cerita perjalanan hidupnya. Yuk simak ulasannya berikut ini

Masa kecil ahmed deedat

Dilansir dari Wikipedia, beliau lahir pada tanggal 1 juli 1918 dan berasal dari keluarga yang kurang mampu. Bapaknya berprofesi sebagai tukang jahit pakaian dan karena profesi itulah bapaknya hijrah ke negara  Afrika Selatan saat ahmed deedat baru saja lahir.

Baca juga

Mujizat al-quran, pengetahuan modern dalam al-quran

Jadi antara tahun 1918 hingga 1926, ahmed deedat tidak tinggal bersama bapaknya dan atas anjuran ibunya, tahun 1927 atau tepat usianya 9 tahun beliau menyusul bapaknya ke afrika selatan untuk tinggal bersama.

Semasa kanak-kanak cendekiawan muslim Ahmed deedat tidak sempat mengenyam pendidikan formal dan dengan segala keterbatasan dimiliki semisal ekonomi dan kendala bahasa inggris, ia berjuang keras untuk mampu beradaptasi.

Berkat ketekunannya itu untuk belajar, walhasil ahmed deedat muda berhasil mengatasi segala rintangan yang dihadapinya terutama soal kendala bahasa cuma dalam tempo singkat 6 bulan.  Satu kelebihan ahmed deedat semasa muda, ia senang sekali membaca sehingga tidak mengherankan proses adaptasinya bisa di bilang cepat.

Guna membantu ekonomi keluarganya yang pas-pasan, ahmed deedat terpaksa harus meninggalkan bangku sekolah dan bekerja di sebuah toko muslim. Toko tempat bekerjanya ini berseberangan dengan adam’s mission yaitu sebuah sekolah yang mendidik siswanya menjadi misionaris Kristen.

Nah selama bekerja di toko tersebut, hampir setiap hari dedaat di kunjungi para misionaris Kristen. Mereka tak putus-putusnya  menghina agama islam dengan rupa-rupa cemohan kotor.

Diceritakan oleh ahmed deedat dalam sebuah video dokumenter al-majd international berjudul the story of ahmed deedat tahun 2022r, cemoohan misionaris Kristen itu telah membangkitkan rasa ingin tahu lebih dalam tentang agama Kristen.

Perbandingan agama  antara kitab orang Kristen dan islam lantas di gelutinya secara serius. Banyak buku dan literatur kedua agama di lahapnya habis.

Minatnya yang begitu tinggi terhadap ajaran agama islam dan Kristen menginspirasinya buat meningkatkan wawasan pengetahuannya secara otodidak.  

Debat lintas agama

Seiring berjalannya waktu, cendekiawan muslim ahmed deedat tumbuh dewasa dan ia di tahun 1942 bergabung dalam sebuah organisasi Islamic propagation centre international di Durban Afrika selatan. Beliau diangkat menjadi presiden organisasi Islamic ini hingga tahun 1996

Disinilah, sebagai cendekiawan muslim ahmed deedat lebih mempertajam kemampuan dakwahnya dengan fokus pada perbandingan agama khususnya islam – Kristen. Keinginannya untuk melakukan debat lintas agama, terinspirasi dari sebuah buku yang ditemukannya tidak sengaja berjudul Izhaar ul Haqq (mengungkap kebenaran) saat masih bekerja di toko muslim seperti di ceritakan di awal tadi.

Buku temuannya ini berisi materi tanya jawab, serta argument-argumen debater islam  terhadap serangan misionaris kristen di negara  kelahirannya, india. Lantas beberapa minggu sesudahnya ahmed deedat membeli injil untuk pertama kalinya dan mulai mengajak debat para murid calon misionaris.

Di tahun 1940, setelah ahmed deedat merasa sudah cukup  pengetahuannya tentang Alkitab bible dan Al-Qur'an, untuk pertama kalinya ia naik podium buat berdakwah yang di beri tema, Muhammad Sallallahu alayhi wassallam utusan Perdamaian di sebuah Bioskop Avalon Durban.

Tak cuma berdakwah saja, para guru sekolah teologia yang dulu suka mencemoohnya  di datangi dan ditantang untuk melakukan debat lintas agama.

 

Ia telah berhasil mempublikasikan kurang lebih  20 judul buku, lantas menyebarkannya berjuta salinan secara gratis ke seluruh dunia. Atas usahanya selama ini di bidang perbandingan agama, raja faisal tahun 1986 melalui yayasannya menganugerahi penghargaan internasional  kepada ahmed deedat.

 

Ahmed deedat adalah gurunya dari cendekiawan muslim  zakir naik asal negara india juga.  Kiprahnya dalam perbandingan agama tidak beda jauh dari jejak maestro ahmed deedat.

 

Lanjut lagi ke  topik syekh deedat. Kesempatan pertama kali untuk berkunjung keluar negeri di perolehnya tahun 1976. Ketika itu ada seorang teman baiknya ebrahim jadwat  mengajaknya ke Riyadh arab Saudi untuk hadir dalam kongres.

 

Saat di Riyadh, temannya ebrahim meminta ke crew televise arab untuk melakukan wawancara terbuka dengan syekh deedat. Permintaan tersebut malah di tertawakan dan mereka bilang, kenapa harus wawancara dengan syekh deedat, disini kami punya 60 ulama besar islam. Ringkasnya, permintaan wawancara ebrahim itu akhirnya di kabulkan juga, ahmed deedat tampil di televisi arab.  

 

Berkat kepribadiannya yang dinamis, cukup menghibur serta punya pengetahuan luas tentang agama Kristen,  Syekh Deedat  telah membuat dunia arab saudi terpesona.

 

Tawaran berdebat lintas agama pun mulai berdatangan, semisal di bulan Juli tahun 1985, syekh Deedat menyatakan setuju diajak debat dengan  misionaris amerika serikat bernama, Prof. Floyd E. Clark, bertempat di Royal Albert Hall London. 

 

Debat ini cukup menarik perhatian para wisatawan muslim  seluruh penjuru dunia sehingga  langsung saja jadi  pusat perhatian.

 

Pasca debat itu, ahmed deedat mulai hanyut dalam tour debat antar negara seperti ke Negara Maroko, Kenya, Swedia, Australia, Denmark, dan amerika serikat. Delapan ribu audiens  hadir menonton  debat Syekh Deedat di amerika dengan jimmy swaggart, temanya, “Apakah Alkitab adalah Firman Tuhan?”  

 

Tanggal 3 Mei 1996, masih dalam video documenter itu, Syekh Ahmed Deedat jatuh sakit. Ia  menderita stroke “lock in syndrome” sehingga  dia menderita lumpuh mulai bagian leher ke bawah, akibatnya ia tidak bisa lagi berkomunikasi lagi. Sempat syekh deedat di terbangkan ke rumah sakit king faisal Riyadh arab Saudi untuk di obati dan diajari cara berkomunikasi.

 

Tahun  2005 tepatnya di tanggal 8 agustus bertempat di kota verulam Afrika Selatan cendekiawan muslim terbesar ini di dunia tutup usia. Kurang lebih 87 tahun sudah syekh dedaat bertualang dalam pusaran perbandingan agama. Jejaknya ini dilanjutkan sang murid zakir naik hingga sekarang. Insya allah jannah ahmed deedat, amin  

 

Baca juga

 

Zakir naik menang debat, ini rahasianya

Bagikan artikel ini