Sektor pertanian menyumbang peranan besar pada ketersediaan bahan pangan, apalagi sektor pertanian organik yang menghasilkan bahan pangan organik yang lebih sehat. Untuk itu, perlu adanya edukasi masyarakat tentang pertanian organik sejak dini.
Pertanian organik merupakan metode pertanian yang menyelaraskan kehidupan dengan alam.
Metode ini bertujuan mengurangi bahkan menghilangkan keberadaan pupuk kimia sintetis agar bumi Indonesia masih bisa menghasilkan bahan pangan berkualitas.
baca juga
bahan-bahan organik: macam dan cara mengolahnya menjadi pupuk organik
Untuk itu, para penggiat pertanian organik bisa melakukan edukasi masyarakat agar kembali menerapkan metode tersebut.
Berikut beberapa cara boleh dilakukan untuk proses edukasi masyarakat khususnya anak-anak dengan mengusung tema pertanian organik
1. Penyuluhan
Cara pertama adalah memulai penyuluhan sejak dini. Penggiat pertanian organik bisa serta merta mengajukan proposal kerjasama di sekolah-sekolah. Anda bisa memulainya bahkan dari tingkat Taman Kanak-Kanak (TK).
Tentu saja model dan metode penyuluhan disesuaikan dengan audiens yang dituju. Perlunya disertai atraksi atau video yang menarik agar para siswa terpancing atensinya untuk menyimak penjelasan.
Menurut Notoadmojo dalam bukunya promosi kesehatan dan perilaku kesehatan (2012) dikatakan bahwa metode pendidikan/ edukasi secara perorangan dapat dilakukan melalui 3 cara bimbingan dan penyuluhan (guidance and counceling) serta dengan wawancara (interview).
Pendekatan ini dilakukan karena masalah setiap orang berbeda-beda sehingga perlu teknik yang tepat guna melakukan edukasi.
2. Praktik Langsung
Cara yang kedua adalah melakukan praktik langsung ke kebun. Biasanya, anak sekolah menyukai kegiatan field trip seperti ini. Pada sesi praktik langsung, ada beberapa hal yang sebenarnya bisa Anda lakukan berkaitan dengan proses pertanian organik.
a. Praktik pembuatan pupuk dan pestisida
Pupuk dan pupuk kimia sintetis apabila digunakan terus menerus akan meninggalkan residu. Sisa residu tersebut akan menghasilkan pencemaran lingkungan sehingga mikroorganisme dalam tanah mengalami kematian. Jika mikroorganisme tersebut mati akibatnya tanah menjadi kurang subur dan cenderung rusak
Apabila calon petani organik masa depan memiliki pengetahuan bagaimana menyuburkan tanah tanpa mematikan mikroorganisme tersebut maka masa depan pertanian Indonesia pasti akan lebih baik.
Untuk itu praktik pembuatan keduanya secara langsung merupakan hal yang krusial untuk dilakukan.
Anda bisa mengajarkan anak sekolah ini dengan pembuatan POC yang mudah seperti POC air cucian beras, mengompos sisa bahan pangan rumah tangga dan lingkungan atau membuat sendiri pestisida dari kulit bawang.
Praktik langsung ini akan seru dan pasti membekas di ingatan anak-anak. Kegiatan yang dilakukan bersama teman pasti akan tersimpan pada satu titik memori tersendiri di ingatan mereka
3. Praktik Menanam
Setelah semua pupuk dan pestisida selesai anak-anak bisa diajak untuk memindah tanam bibit yang disediakan. Masing-masing bisa mulai menanam dengan dipandu instruktur dan guru pendamping. Kiranya proses ini cukup untuk membuat anak menyukai pertanian organik.
Apalagi jika panitia menyediakan papan nama yang berisi nama masing-masing anak. Papan nama itu bisa ditancapkan setelah anak selesai menanam bibit tersebut. Jika proses sempurna pindah tanam sempurna bahkan anak pun akan merasa bahagia.
4. Praktik Memanen
Apabila praktik menanam selesai, panitia bisa melanjutkan proses edukasi masyarakat dengan mengajarkan cara memanen. Tahap ini sangat menyenangkan karena sembari belajar memilih bahan pangan siap panen anak juga diajari bagaimana cara memetik yang baik. Apalagi jika praktik memanennya adalah buah-buahan yang bisa langsung makan ditempat.
5. Praktik Pengolahan
Untuk anak yang sedikit lebih besar bisa diteruskan dengan praktik pengolahan bahan pangan tersebut. Pengolahan bisa disesuaikan dengan menu yang diinginkan misalnya saja burger atau kebab yang cukup mudah untuk dibuat oleh anak-anak.
Proses edukasi masyarakat tentang pertanian organik hendaknya memang dimulai dari anak-anak dan juga keluarga. Pertanian ini sebenarnya bisa dibudidayakan di halaman rumah untuk memenuhi gizi keluarga.
Baca juga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
BERIKAN KOMENTAR YANG SOPAN DAN SESUAI ISI ARTIKEL YANG ADA,