Walaupun kebijakan itu pada kenyataannya akan merontokkan perekonomian di negaranya, namun tidak ada pilihan terbaik kebijakan tersebut tetap saja harus di ambil.
Pada kenyataannya, hingga hari ini virus corona terus bermutasi dan mengalami perubahan varian terbaru, dan yang terkini pada saat tulisan ini dbuat adalah virus corona varian delta. Konon di ungkap oleh sejumlah ilmuan, bahwa virus corona varian delta ini memiliki daya penyebaran yang jauh lebih kuat di banding virus corona lainnya.
Namun pada posting saya ini, tidak akan saya bahas detail soal dampak dan adanya perubahan strain virus corona. Biarlah bagian itu dijelaskan oleh para ahli kesehatan terutama yang memiliki pengetahuan yang padat berisi tentang virus
Baca juga
Olah raga menurunkan berat badan menurut pakar kesehatan
Konspirasi virus corona
Sejumlah spekulasi dan duga-duga sesat akhir-akhir ini muncul ke permukaan bahwa virus corona merupakan suatu konspirasi atau rekayasa yang sengaja di buat dan di hambur-hamburkan ke ruang publik oleh suatu negara tertentu.
Benarkah seperti itu ?
Dalam cara pandang saya, klaim seperti itu tidak masuk akal sama sekali. Pemikiran itu akan muncul biasanya jika seorang politikus atau ahli ekonomi yang angkat bicara. Karena sudut pandang yang digunakan cuma melihat sisi keuntungan yang diperoleh dari transaksi jual beli baik itu vaksin maupun alat pelindung diri pada negara-negara yang terdampak virus corona secara akut.
Namun fakta yang bisa diungkap, negeri china sendiri yang merupakan titik tumbuh pertama kalinya virus corona, luluh lantak juga perekonomiannya pada kwartal pertama tahun 2020 yang hanya mencapai 5 %.
Apa iya, ada senjata makan tuannya sendiri yang membuat senjata itu ?
Walau belakangan pertumbuhan ekonominya mulai pulih kembali, namun itu tidak terlepas dari langkah berani pemerintah china menerapkan kebijakan karantina besar-besaran untuk mengendalikan virus seperti menutup peternakan satwa liar yang disinyalir kuat menjadi pemicu virus corona.
Virus corona sebuah kecelakaan kebijakan
Jadi, mari berbaik sangka saja, peristiwa pandemic virus corona (covid19) menurut analisa saya adalah murni suatu kejadian yang tidak sengaja, akibat kelalaian pemerintah china sendiri yang menerapkan suatu kebijakan membabi buta, masyarakatnya di beri kesempatan untuk memelihara satwa liar secara bebas.
Namun setelah menyadari keliru dalam membuat kebijakan dan berupaya memperbaiki keadaan dengan kebijakan karantina dan penutupan pusat-pusat penangkaran satwa liar, ternyata dalam kurun waktu 1 tahun negeri mata sipit ini sudah bebas dari jeratan virus corona.
Ini dapat saya buktikan dengan klaim china bebas dari virus corona. Di lansir dari the strait times yaitu sebuah media yang berbasis di negara Singapura di katakan bahwa data Kementerian kebudayaan dan pariwisata pemerintahan china menyebutkan ada sekitar 230 juta perjalanan dalam negeri yang terjadi di china hingga posisi tangal 5 Mei 2021.
Artinya pada kondisi seperti ini benar-benar kita bisa melihat secara terang benderang bak matahari di siang bolong, ada hubungan yang kuat antara perubahan kebijakan yang di ambil oleh pemerintah china dengan menurunnya penyebaran kasus virus corona di negerinya.
Berkembang sebuah pertanyaan kritis, lantas bagaimana dengan negara-negara lain yang kasus penyebaran virus coronanya tidak menurun dan bahkan makin menggurita pasca munculnya varian baru virus corona delta ?
Tentu saja mudah saja jawabannya, check and recheck lagi kebijakan pemerintahnya, ada yang kurang tepat dari kebijakannya sehingga kurang memberikan efek penurunan kasus penyebaran virus corona.
Kesimpulan
Virus corona bukanlah sebuah rekayasa yang dituduhkan sejumlah politikus, ekonom atau siapapun dia. Ini murni merupakan sebuah kecelakaaan dari kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah china.
Baca juga
Tips wajah putih bersih, mulus dari wanita china
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
BERIKAN KOMENTAR YANG SOPAN DAN SESUAI ISI ARTIKEL YANG ADA,