-->

Jumat, Juni 21, 2024

PENGAWET YANG BOLEH DIGUNAKAN DALAM MAKANAN DAN YANG DILARANG

pengawet makananApa itu pengawet? Pengawet adalah sejenis zat (bisa alami atau kimia) yang ditambahkan dalam produk tertentu untuk mencegah terjadinya efek dekomposisi (pembusukan) akibat pertumbuhan mikroorganisme dan reaksi kimiawi. 

Bahan pengawet bisa digunakan pada berbagai produk makanan, minuman, obat, cat, kosmetik, sampel kosmetik, kayu, dan beragam jenis produk lain.

Secara umum, proses pengawetan dapat dilakukan dalam 2 cara yakni secara kimiawi atau fisik. Pengawetan fisik dilakukan dengan proses pembekuan atau pengeringan. Sementara itu, pengawetan kimiawi melibatkan penambahan berbagai senyawa kimia pada produk. Senyawa kimia yang bisa digunakan sangat beragam, mulai dari yang aman untuk dikonsumsi sampai yang berbahaya dan dikhususkan untuk industri tertentu (misal Formaldehida). Cari tahu informasi lebih lanjut mengenai pengawet pada pembahasan dibawah ini ya!

Mengenal Bahan Pengawet Berbahaya, Formalin atau Formaldehida

Seseorang bisa saja terpapar Formalin saat bersentuhan dengannya, menelan, atau menghirup udara yang mengandung konsentrasi Formalin. Ada beberapa faktor yang bisa menentukan efek dari paparan zat berbahaya ini seperti:

Dosis: seberapa banyak yang masuk dalam tubuh?  

Durasi: berapa lama manusia tersebut terpapar?  

Cara berkontak: misalnya apakah terhirup atau tertelan?  

Faktor lain: gaya hidup, usia, jenis kelamin, keadaan kesehatan, dan lain sebagainya

Seseorang yang terpapar pengawet Formalin dalam jumlah banyak dan kadar Formaldehida dalam tubuh lebih dari ambang batas (1 mg/l) bisa saja mengalami efek yang lebih parah, bahkan berujung pada koma dan kematian. 

Larutan Formalin ini tidak berwarna dan mudah terbakar pada suhu ruang tertentu. Bahan pengawet seperti ini punya bau khas menyengat. Ia dapat menyebabkan sensasi terbakar pada hidung, mata, serta tenggorokan dalam konsentrasi yang tinggi. 

Baca juga

Apa itu formalin ? 

Pabrik-pabrik manufaktur yang menggunakan Formaldehida dalam proses produksinya bisa saja melepaskan senyawa ini sebagai polutannya. 

Hal ini membawa efek buruk bagi para pekerja yang terpapar atau lingkungan sekitarnya. Oleh sebab itulah, penggunaan pengawet ini membutuhkan SOP yang ketat.

Selain pekerja dalam manufaktur yang terpapar pengawet formalin, pekerja lain yang beresiko terpapar pengawet ini adalah: dokter gigi, dokter, pembalseman, perawat, ahli patologi, guru dan siswa yang menangani spesimen yang diawetkan di laboratorium, sampai dokter hewan.

Larangan Penggunaan Formalin sebagai Bahan Tambahan Pangan

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) No 33 Tahun 2012, menyatakan larangan penggunaan formalin sebagai bahan tambahan pangan. Beberapa penelitian yang dilakukan membuktikan ketika Formalin memasuki saluran pencernaan pada tubuh manusia maka akan terjadi reaksi negatif pada tubuh seperti nyeri hebat yang disertai inflamasi, ulserasi, hingga nekronis membran mukosa lambung.

Dilansir dari Jurnal Sinar Surya Volume 7 Nomor 2 Agustus 2023 berjudul "Penyuluhan Penggunaan Bahan Pengawet Sintetis Dalam Makanan Bagi Ibu-Ibu PKK dan Masyarakat" mengenai penelitian dan penyuluhan penggunaan pengawet sintetis dalam industri pangan,

Beberapa penelitian banyak yang menunjukkan bahwa beberapa produsen masih menggunakan bahan pengawet seperti formalin dan boraks dalam produknya, sekalipun penggunaannya telah dilarang.

Berdasarkan E-Journal UIN Malang berjudul "Pengawet Makanan: Penggunaan Senyawa Kimia Sintetis", penggunaan bahan-bahan tambahan seperti Formalin ini akan menyebabkan efek negatif jika dikonsumsi secara terus menerus dalam jangka waktu yang panjang. 

Untuk mengetahui apakah suatu bahan makanan mengandung formalin atau tidak, kamu bisa melakukan uji lab pada beberapa sampel makanan. Kamu juga bisa mengecek ciri-ciri bahan makanan berformalin secara langsung, meskipun tingkat keakuratannya lebih rendah.

Jenis Bahan Pengawet yang Aman Digunakan

Alih-alih memakai bahan tambahan pangan berbahaya seperti Formalin, para produsen sebenarnya bisa saja menggunakan bahan-bahan dan metode alami. Metode alami seperti pembekuan, pengawetan, pengasinan, pengeringan, penggulaan, pengasaman, dan sejenisnya bisa memperpanjang umur simpan produk tanpa menimbulkan efek negatif. 

Seperti yang dibahas dalam Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian seputar penggunaan bahan alami sebagai pengawet alami, penggunaan bahan seperti bawang putih, gula, asam, dan garam cukup efektif digunakan sebagai pengawet. Meskipun umur simpannya tidak selama Formalin atau Formaldehida.

Formaldehida lebih cocok digunakan sebagai pengawet atau bahan tambahan non pangan, seperti untuk pengawet mayat, untuk bahan bangunan, plywood, disinfektan, dan industri sejenisnya. Berikut ini beberapa jenis bahan pengawet yang aman digunakan pada produk makanan:

Asam Askorbat (Vitamin C)

Asam Askorbat atau yang lebih dikenal sebagai vitamin C adalah antioksidan alami yang efektif untuk mengawetkan makanan. Senyawa ini mampu mencegah proses oksidasi yang membuat perubahan warna dan rasa pada makanan. 

Biasanya, proses ini terjadi pada buah atau sayuran yang sudah dipotong atau dikupas. Menurut FDA, pengawet Asam Askorbat terbilang aman digunakan karena ia merupakan jenis vitamin yang larut dalam air, kelebihan asupannya dapat dikeluarkan melalui urin.

Asam Sitrat

Asam Sitrat adalah pengatur keasaman yang umum digunakan dalam berbagai makanan dan minuman. Asam ini membantu mengatur pH makanan, membuatnya lebih asam dan tidak disukai oleh bakteri dan jamur. 

Zat ini cocok digunakan sebagai pengawet karena mampu memperlambat pertumbuhan mikroorganisme dalam makanan. Selain itu, zat ini juga menambah kesegaran pada produk makanan.

Secara alami, Asam Sitrat terdapat dalam beberapa jenis buah-buahan sitrus seperti jeruk, lemon, dan jeruk nipis. 

Untuk penggunaan dalam food manufacture modern, pengawet yang biasa digunakan adalah Asam Sitrat yang diproduksi dari fermentasi mikroba yang aman. Beberapa organisasi internasional seperti FDA dan EFSA (European Food Safety Authority) sudah menyetujui penggunaannya sebagai bahan tambahan pangan yang aman.

Natrium Benzoat

Natrium Benzoat adalah garam natrium dari Asam Benzoat, bahan ini dipakai secara luas sebagai pengawet makanan. 

Natrium Benzoat efektif untuk mencegah pertumbuhan bakteri, ragi, dan jamur dalam makanan dengan ber-pH rendah, seperti minuman ringan, saus, dan acar. FDA dan BPOM sudah menyetujui penggunaan zat ini sebagai bahan tambahan pangan dengan batas maksimal 0.1 - 0.2% dari berat makanan.

Kalium Sorbat

Jenis pengawet makanan  selanjutnya ialah Kalium Sorbat atau biasa disebut juga a sam Sorbat. Pengawet ini dikenal karena efektif dalam menghambat pertumbuhan kapang, ragi, dan beberapa bakteri. Kalium sorbat kerap digunakan dalam produk susu, makanan panggang, jus, anggur, dan makanan olahan lainnya.

Nitrat dan Nitrit

Nitrat dan nitrit adalah jenis senyawa yang berbeda dan biasa ditemukan pada produk daging olahan seperti bacon, sosis, dan ham. Penambahan kedua bahan ini tak hanya membuat makanan jadi lebih awet, melainkan juga menambah rasa asin. Beberapa jenis sayuran seperti wortel dan selada mengandung zat nitrat dan nitrit alami,

Gula dan Garam

Kedua jenis pengawet ini adalah bahan yang aman digunakan dan sudah dipakai sejak lama. Kandungan natrium klorida yang terdapat dalam garam mampu menurunkan kandungan air dalam makanan, mematikan mikroba penyebab utama jamur pada makanan. 

Beberapa bahanan yang bisa menggunakan pengawet garam adalah telur asin dan ikan asin.

Selain itu, ada juga gula yang mampu menyerap kandungan air dalam makanan. Beberapa jenis makanan yang dapat diawetkan menggunakan gula adalah manisan, selai, dan juga dodol.

Kesimpulan

Pengawet adalah bahan yang kerap digunakan untuk mengawetkan makanan sehingga tidak mudah busuk dan memiliki usia simpan yang lebih lama. 

Jenis pengawet ada banyak sekali, ada yang aman dan ada yang dilarang digunakan pada bahan makanan yakni formalin, ada juga yang alami dan juga kimiawi. 

Baca juga

Fomaldehida sebagai pengawet makanan, ini bahayanya

Artikel Terkait

Bagikan artikel ini