11/10/2019

SOCIAL ENTREPRENEURSHIP / KEWIRAUSAHAAN SOSIAL : PENGERTIAN, JENIS, STRATEGI DAN IDE BISNIS YANG BERPELUANG SUKSES


"social entrepreneurship, kewirausahaan sosial"
Geliat perkembangan bisnis di Indonesia dari hari ke hari semakin meroket, tak terkecuali rupa-rupa model bisnis pun dikembangkan tak habis-habisnya.  
 
Salah satu model tersebut adalah social entrepreneurship (kewirausahaan sosial). Sebuah istilah yang pertama kali dipopulerkan oleh Bill Drayton  di benua  Amerika tahun 1981, dengan mendirikan apa yang disebut Ashoka Foundation.   

Sebelum lanjut kupas tuntas dengan social entrepreneurship atau lazim di bilang dengan kewirausahaan sosial maka, ada baiknya kita tahu persis dulu pengertian kewirausahaan.
 
Pengertian dan Ciri-ciri orang yang memiliki jiwa Kewirausahaan 
 
Ada banyak definisi para ahli yang menjelaskan apa itu kewirausahaan, sebuah istilah yang begitu populer di abad 16, namun disini saya akan menggunakan pengertian yang disarikan dari situs Wikipedia, yaitu suatu proses mengindetifikasi, mengembangkan (inovasi) peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.
 
Ada juga pengertian kewirausahaan yang lebih mengerucut, seperti diutarakan Richard Cantilon di tahun 1755 yang memberi arti kewirausahaan sebagai bekerja sendiri.
Masih dalam lingkaran kewirausahaan, menarik untuk dikaji adalah bagaimana ciri-ciri orang yang memiliki jiwa kewirausahaan itu ? Sebagai seorang pelaku wirausaha, untuk menjelaskan hal ini bagi saya tidak terlalu sulit. 
 
1. Memiliki sifat percaya diri

Modal utama seorang pebisnis social entrepreneurship harus percaya diri, itu sudah harga mati. Kepercayaan diri sangat bertalian dengan keberanian membuat keputusan bertindak baik itu berpotensi resiko mengalami kerugian, atau tidak sama sekali.
 
2. Memiliki sifat kepemimpinan
 
Keberhasilan seorang wirausahaan sosial (social entrepreneurship)  itu dipengaruhi kemampuan dia menata segala sumber daya yang dimiliki untuk mencapai target yang ditentukan sebelumnya. Pada situasi ini, jelas sifat kepemimpinan itu mutlak dibutuhkan, tegas, cerdas dan berorientasi pada masa mendatang.
 
3. Berusaha untuk menciptakan sesuatu yang orisinil
 
Sudah bukan hal yang ditabukan lagi, rata-rata wirausahaan sosial (social entrepreneurship) sukses itu bisa berhasil karena menciptakan sesuatu yang orisinil dan belum pernah ada sebelumnya. 
 
Artinya dia memiliki daya kreatifitas yang tinggi di luar rata-rata manusia lainnya. Tips dan trik jitu menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam menciptakan produk yang orisinil.
 
4. Selalu Jujur dan tekun dalam bekerja
 
Kata pepatah bijak tidak ada jalan mudah menuju puncak, pas benar. Bahwa seorang wirausahaan sosial (social entrepreneurship)  bisa mendulang sukses karena tekun bekerja, kendati harus gagal berkali-kali, dia tetap bangkit untuk berdiri. 
 
Apalagi itu di topang dengan sifat yang jujur, mau mengakui setiap kesalahan yang diperbuat maka jika ada dalam diri anda, selamat anda salah seorang calon-calon wirausahaan sukses di masa depan.      
 
Jenis dan perkembangan social entrepreneurship

Wibowo dan Nulhaqim dalam bukunya Socio-preneurship Merevolusi Pola Pikir dan Menginisiasi Mitra Pembangunan Kontemporer, menjelaskan bahwa  tiga istilah yang sering dikaitkan orang dalam dunia kewirausahaan yaitu social entrepren eurship (kewirausahaan sosial), social entrepreneur (wirausaha sosial atau orang yang melakukannya) dan social enterprise (Organisasi/perusahaan sosial yang menaungi aktivitas kewirausahaan sosial).

Jadi cukup terang benderang, bagai sengatan matahari disiang hari bolong bahwa kewirausahaan sosial (social entrepreneurship) lebih diberi titik tekan pada proses, yaitu apa yang dilakukan seseorang pelaku usaha   antara mencari keuntungan dan misi membantu orang lain dalam porsi yang seimbang. 
 
Sedangkan Social entrepreneurship dan social enterprise lebih condong pada pelaku kegiatan itu baik itu bersifat pribadi maupun lembaga tertentu.

Jika benar-benar kita amati praktek dilapangan, sebenarnya dalam dunia kewirausahaan, ada 4 model usaha social enterprenuership yang selalu digunakan oleh pelaku-pelaku usaha di Indonesia :
  1. Model Yayasan
  2. Model Perseroan Terbatas (PT)
  3. Model Lembaga
  4. Model Hybrid (gambungan point 1 dan 2)
Perbedaan paling mendasar di antara keempat  model usaha itu, cuma terdapat pada penggunaan keuntungan usaha yang diperoleh.
 
Jika keuntungan itu diputar ulang untuk investasi sosial, maka apapun bentuk kelembagaannya maka digaransi 100 persen sebagai pelaku bisnis model social entrepreneurship.
   
Pembaca. berdasar urut-urutan peristiwa  Leadbeater, Charles. dalam bukunya The Rise of The Social Entrepreneur menjelaskan ada tiga ruang yang terbuka saat pelaku usaha menerapkan social enterpreneurship.
 
1.Tahapan pertama, yaitu adanya dukungan yang terbentuk dari komunitas atau masyarakat sekitar; dukungan sosial dimaksud berupa kekuatan fisik ataupun modal untuk melaksanakan berbagai  misi dan program yang telah ditetapkan.
 
2.Tahapan kedua, dimana organisasi mulai dikenal sehingga mampu menghasilkan gagasan baru, pengguna yang baru, dan rekanan-rekanan baru demi tumbuh dan berkembangnya organisasi.    
 
3.Tahapan ketiga dimana organisasi akan mengalami keadaan stagnan setelah terjadinya pertumbuhan besar-besaran  di tahap kedua. Langkah kongkrit yang harus dilakukan pada posisi ini adalah dengan menjaga program dan apa saja yang telah dilakukan digunakan sebagai titik tumpu melompat lebih jauh. Untuk itu perlu ada evaluasi terus menerus, dan selalu belajar dari kegagalan masa lalu. 

Dapat disimpulkan sementara bahwa cakupan social entrepreneurship ini terdiri dari :
  1.     Dampak sosial positif yang ditimbulkan
  2.     Paktek bisnis dan prinsip pemasaran 
  3.      Keberlangsungan jangka panjang  
  4.    . Inovasi sosial
  5.      sistem perubahan sosial 
  6.      Pendapatan yang diperoleh
Strategi mengembangkan social Entrepreneurship     
 
Pembaca, mungkin ada sedikit keraguan yang memercik di ubun-ubun kepala anda. Apakah kewirausahaan sosial ( social entrepreneurship) ini sudah teruji dan siapakah di Indonesia yang sudah menerapkan ? 

Cukup banyak, semisal Yayasan Cita Anak Bangsa, Dompet Dhuafa, PT Tirta Marta merupakan  pelaku social entrepreneurship yang cukup populis di Indonesia. Untuk skala dunia,  Mark Zuckerberg pendiri facebook  salah satu contoh tokoh sosial (social entrepreneurship) yang sering jadi buah bibir komunitas warganet.

Lantas, bagaimana caranya mengembangkan social entrepreneurship ini ?

Ada 3 langkah yang perlu saudara kerjakan dengan sungguh-sungguh, bila berminat dalam bisnis social entrepreneurship, yaitu :  
   
1. Riset Mencari Ide
 
Untuk berkutat dengan bisnis model social entrepreneurship maka langkah mula-mula yang dikerjakan adalah mencari ide. Perhatikan orang-orang yang ada disekelilingmu, apa masalah sosial yang sering mereka hadapi.       
 
Selanjutnya cari ide untuk mengatasi masalah mereka tersebut, apakah itu berbentuk barang atau sebuah jasa pelayanan tertentu. 
 
Apabila ide tersebut  mampu menjawab akar masalah yang selalu mereka hadapi, dengan begitu mereka akan tertarik bergabung dengan bisnis yang anda kembangkan.
 
2. Pastikan bisnis dapat berlangsung terus
 
Kendati anda mempunyai target  sosial untuk membantu sesama manusia, jangan lupa seorang pebisnis sosial  (social enterprise) butuh juga dapat sebuah keuntungan biar bisnisnya dapat dilakukan terus menerus bak sebuah sungai. Ini nantinya    akan diinvetasikan ulang buat membantu tidak pada segelintir orang saja, tapi  lebih banyak orang.  
 
Nah, disini anda perlu punya perencanaan bisnis yang paripurna, menyangkut  siapa yang mengelola administrasi keuangannya, siapa yang akan mengerjakan produk/jasa yang dibuat, siapa yang akan menyalurkannya dsb.
 
3. Tahu pasar anda

Tak kalah pentingnya , dan merupakan kunci penting dalam bisnis model social entrepreneurship ini yaitu tahu siapa menjadi  konsumen anda dan apa yang menjadi kebutuhan mereka. Mengabaikan selera konsumen adalah sebuah neraka dan sangat keliru dan yang pasti bisnis anda akan runtuh.    
 
Kumpulan Ide Bisnis Kewirausahaan sosial  
 
Banyak ide yang seyogyanya menjadi lahan garapan saat anda sudah menetapkan hati untuk menjadi pebisnis social entrepreneurship, untuk itu bagian ini akan saya sarikan beberapa ide cemerlang yang mungkin dapat anda pilih:

1. Membuat Lembaga Kesejahteraan Sosial
 
Point nomor satu ini sengaja saya tempatkan di sub bab ini, karena hal inilah yang sedang saya kerjakan saat menulis tulisan ini. 

Mungkin ada bertanya-tanya, mengapa kewirausahaan sosial (social entrepreneurship) harus berbentuk Lembaga Kesejahteraan Sosial. Alasan mendasar yang cukup rasional dan masuk akalnya adalah :
  1. Tidak akan mudah bubar karena berbentuk badan hukum)
  2. Ada 26 jenis penyandang masalah kesejahteraan sosial yang  berpotensi dikelolah.
  3. Kebutuhan modal saat pertama kali didirikan, akan mudah diperoleh lewat dana Corporate Social Responsibility (CSR)
  4. Dapat dianggarkan lewat dana desa karena merupakan salah satu bentuk organisasi sosial.
Saat ini Lembaga kesejahteraan sosial tersebut, sedang mengelola sebuah usaha ekonomi produktif yaitu membuat kain dari serat daun nenas. Tenaga kerjanya menggunakan kaum fakir miskin dan petani nenas yang kurang mampu.
 
2. Bidang pertanian
 
Merupakan sebuah sektor yang kaya akan  ide bagi bisnis social entrepreneurship. Salah  satunya   adalah pengembangan pertanian organik, konsep usaha social entrepreneurshipnya dengan pendampingan lewat pelatihan-pelatihan kepada para petani agar produksi lahan pertanian mereka dapat meningkat.
 
3. Bidang peternakan

Ide bisnis kewirausahaan sosialnya ( social entrepreneurship), adalah pembuatan biogas sebagai pengganti tabung gas. Limbah ternak baik itu sapi, kuda, ayam, kerbau sering menimbulkan masalah yang cukup meresahkan masyarakat. 
 
Disini peluang bisnisnya yang dapat kita ambil, cukup mengumpul pemilik ternak yang ada, minta agar mereka menyetor kotoran ternaknya dan sebagai imbalannya adalah dapur tempat masak mereka di rumah akan di aliri biogas secara gratis.
 
Bagi yang tidak ada setoran kotoran ternaknya, tentu diharuskan membayar dengan harga di bawah standar harga jual tabung gas ukuran 3 kg. 
 
4. Bidang fashion
 
untuk yang satu ini, ide bisnis social entrepreneurshipnya adalah dengan memanfaatkan limbah yang terbuang, semisal sisa kain batik yang di daur ulang kembali menjadi produk tertentu (tas, sepatu, dompet).
 
5. Bidang perumahan
 
Konsep bisnis model social entrepreneurship adalah  menyediakan akses berupa bahan-bahan bangunan, dan tim arsitek  kepada masyarakat yang berpendapatan rendah untuk dapat membangun rumah  yang mereka tinggali.
 
6. Bidang Perkebunan
 
Ide bisnisnya adalah, melakukan promosi kopi-kopi lokal yang ada di tanah Air Indonesia, dengan cara di titip pada warung-warung sembako.  
 
7. Bidang tenaga kerja
 
Saya tahu persis, kegotongroyongan di beberapa daerah di Indonesia masih cukup kental berlaku di daerahnya. Ini menciptakan satu ide bisnis yang bagus untuk kewirusahaan sosial (Soci al entrepreneurship). Konsep bisnisnya adalah menyewakan kegotongroyongan tersebut untuk melakukan suatu pekerjaan.
 
8. Bidang kesehatan

Kita tahu semua, kebutuhan darah selalu saja menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam siklus pelayanan rumah sakit. Masalahnya, berdasarkan data dari Direktorat Pelayanan kesehatan primer, hingga tahun 2016 jumlah stok darah yang dimiliki sangat kurang. Ini peluang dan ide bisnis  social entrepreneurship yang brilian dengan membentuk bank darah. 
 
9. Bidang Keuangan
Hingga saat ini persentase jumlah masyarakat miskin Indonesia masih cukup tinggi. Dari sisi kesehatan pemerintah telah menyediakan Kartu Indonesia Sehat secara gratis kepada mereka itu.     
 
Nah akar masalahnya, apabila masyarakat miskin yang mendapat rujukan pengobatan pada fasilitas kesehatan yang lebih tinggi dan jauh dari lokasi tempat tinggalnya, hal itu tidak ditanggung oleh Kartu Indonesia Sehat. 
 
Disini peluang social entrepreneurshipnya, membantu mereka dalam hal biaya operasional untuk pengobatan. 
 
Baca juga 
Peluang Social Enterprise (Wirausaha sosial) yang menjanjikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BERIKAN KOMENTAR YANG SOPAN DAN SESUAI ISI ARTIKEL YANG ADA,