Salah
satu model tersebut adalah social entrepreneurship (kewirausahaan sosial). Sebuah
istilah yang pertama kali dipopulerkan oleh Bill Drayton di benua Amerika tahun 1981, dengan mendirikan apa yang
disebut Ashoka Foundation.
Sebelum lanjut kupas tuntas dengan social entrepreneurship
atau lazim di bilang dengan kewirausahaan sosial maka, ada baiknya kita tahu
persis dulu pengertian kewirausahaan.
Pengertian
dan Ciri-ciri orang yang memiliki jiwa Kewirausahaan
Ada banyak
definisi para ahli yang menjelaskan apa itu kewirausahaan, sebuah istilah yang
begitu populer di abad 16, namun disini saya akan menggunakan pengertian yang
disarikan dari situs Wikipedia, yaitu suatu proses mengindetifikasi,
mengembangkan (inovasi) peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.
Ada juga
pengertian kewirausahaan yang lebih mengerucut, seperti diutarakan Richard
Cantilon di tahun 1755 yang memberi arti kewirausahaan sebagai bekerja sendiri.
Masih
dalam lingkaran kewirausahaan, menarik untuk dikaji adalah bagaimana ciri-ciri orang
yang memiliki jiwa kewirausahaan itu ? Sebagai seorang pelaku wirausaha, untuk
menjelaskan hal ini bagi saya tidak terlalu sulit.
1. Memiliki sifat percaya diri
Modal utama seorang pebisnis
social entrepreneurship harus percaya diri, itu sudah harga mati. Kepercayaan diri sangat bertalian
dengan keberanian membuat keputusan bertindak baik itu berpotensi resiko mengalami
kerugian, atau tidak sama sekali.
2. Memiliki sifat kepemimpinan
Keberhasilan seorang wirausahaan sosial (social entrepreneurship)
itu dipengaruhi kemampuan dia menata segala sumber daya yang dimiliki untuk mencapai
target yang ditentukan sebelumnya. Pada situasi ini, jelas sifat kepemimpinan
itu mutlak dibutuhkan, tegas, cerdas dan berorientasi pada masa mendatang.
3. Berusaha untuk menciptakan
sesuatu yang orisinil
Sudah bukan hal yang ditabukan
lagi, rata-rata wirausahaan sosial (social entrepreneurship) sukses itu bisa berhasil karena menciptakan sesuatu
yang orisinil dan belum pernah ada sebelumnya.
Artinya dia memiliki daya
kreatifitas yang tinggi di luar rata-rata manusia lainnya. Tips dan trik jitu
menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam menciptakan produk yang orisinil.
4. Selalu Jujur dan tekun dalam
bekerja
Kata pepatah bijak tidak ada
jalan mudah menuju puncak, pas benar. Bahwa seorang wirausahaan sosial (social entrepreneurship) bisa mendulang
sukses karena tekun bekerja, kendati harus gagal berkali-kali, dia tetap
bangkit untuk berdiri.
Apalagi itu di topang dengan sifat yang jujur, mau
mengakui setiap kesalahan yang diperbuat maka jika ada dalam diri anda, selamat
anda salah seorang calon-calon wirausahaan sukses di masa depan.
Jenis dan perkembangan social entrepreneurship
Wibowo dan Nulhaqim dalam bukunya
Socio-preneurship Merevolusi Pola Pikir dan Menginisiasi Mitra Pembangunan
Kontemporer, menjelaskan bahwa tiga
istilah yang sering dikaitkan orang dalam dunia kewirausahaan yaitu social
entrepren eurship (kewirausahaan sosial), social entrepreneur (wirausaha sosial
atau orang yang melakukannya) dan social enterprise (Organisasi/perusahaan
sosial yang menaungi aktivitas kewirausahaan sosial).
Jadi cukup terang benderang, bagai
sengatan matahari disiang hari bolong bahwa kewirausahaan sosial (social
entrepreneurship) lebih diberi titik tekan pada proses, yaitu apa yang
dilakukan seseorang pelaku usaha antara
mencari keuntungan dan misi membantu orang lain dalam porsi yang seimbang.
Sedangkan
Social entrepreneurship dan social enterprise lebih condong pada pelaku kegiatan
itu baik itu bersifat pribadi maupun lembaga tertentu.
Jika benar-benar kita amati praktek
dilapangan, sebenarnya dalam dunia kewirausahaan, ada 4 model usaha social
enterprenuership yang selalu digunakan oleh pelaku-pelaku usaha di Indonesia :
- Model Yayasan
- Model Perseroan Terbatas (PT)
- Model Lembaga
- Model Hybrid (gambungan point 1 dan 2)
Perbedaan paling mendasar di antara keempat model usaha itu, cuma terdapat pada penggunaan
keuntungan usaha yang diperoleh.
Jika
keuntungan itu diputar ulang untuk investasi sosial, maka apapun bentuk kelembagaannya
maka digaransi 100 persen sebagai pelaku bisnis model social entrepreneurship.
Pembaca. berdasar urut-urutan
peristiwa Leadbeater, Charles. dalam
bukunya The Rise of The Social
Entrepreneur menjelaskan ada tiga ruang
yang terbuka saat pelaku usaha menerapkan social enterpreneurship.
1.Tahapan pertama, yaitu adanya dukungan yang terbentuk dari komunitas atau masyarakat sekitar; dukungan sosial dimaksud berupa kekuatan fisik ataupun modal untuk melaksanakan berbagai misi dan program yang telah ditetapkan.
2.Tahapan kedua, dimana organisasi mulai dikenal sehingga mampu menghasilkan gagasan baru, pengguna yang baru, dan rekanan-rekanan baru demi tumbuh dan berkembangnya organisasi.
3.Tahapan ketiga dimana organisasi akan mengalami keadaan stagnan setelah terjadinya pertumbuhan besar-besaran di tahap kedua. Langkah kongkrit yang harus dilakukan pada posisi ini adalah dengan menjaga program dan apa saja yang telah dilakukan digunakan sebagai titik tumpu melompat lebih jauh. Untuk itu perlu ada evaluasi terus menerus, dan selalu belajar dari kegagalan masa lalu.
Dapat disimpulkan sementara bahwa cakupan social entrepreneurship ini terdiri dari :
- Dampak sosial positif yang ditimbulkan
- Paktek bisnis dan prinsip pemasaran
- Keberlangsungan jangka panjang
- . Inovasi sosial
- sistem perubahan sosial
- Pendapatan yang diperoleh
Pembaca, mungkin ada sedikit keraguan yang memercik di
ubun-ubun kepala anda. Apakah kewirausahaan sosial ( social entrepreneurship) ini sudah teruji dan
siapakah di Indonesia yang sudah menerapkan ?
Cukup banyak, semisal Yayasan Cita Anak Bangsa, Dompet Dhuafa, PT Tirta Marta merupakan pelaku social entrepreneurship yang cukup populis di Indonesia. Untuk skala dunia, Mark Zuckerberg pendiri facebook salah satu contoh tokoh sosial (social entrepreneurship) yang sering jadi buah bibir komunitas warganet.
Lantas, bagaimana caranya mengembangkan social entrepreneurship ini ?
Ada 3 langkah yang perlu saudara kerjakan dengan sungguh-sungguh, bila berminat dalam bisnis social entrepreneurship, yaitu :
1. Riset Mencari Ide
Untuk berkutat
dengan bisnis model social entrepreneurship maka langkah mula-mula yang
dikerjakan adalah mencari ide. Perhatikan orang-orang yang ada disekelilingmu,
apa masalah sosial yang sering mereka hadapi.
Selanjutnya cari ide untuk
mengatasi masalah mereka tersebut, apakah itu berbentuk barang atau sebuah jasa
pelayanan tertentu.
Apabila ide tersebut
mampu menjawab akar masalah yang selalu mereka hadapi, dengan begitu
mereka akan tertarik bergabung dengan bisnis yang anda kembangkan.
Kendati
anda mempunyai target sosial untuk membantu
sesama manusia, jangan lupa seorang pebisnis sosial (social
enterprise) butuh juga dapat sebuah keuntungan biar bisnisnya dapat dilakukan terus menerus
bak sebuah sungai. Ini nantinya akan diinvetasikan ulang buat membantu tidak
pada segelintir orang saja, tapi lebih
banyak orang.
Nah, disini anda perlu punya perencanaan bisnis yang paripurna,
menyangkut siapa yang mengelola
administrasi keuangannya, siapa yang akan mengerjakan produk/jasa yang dibuat,
siapa yang akan menyalurkannya dsb.
3. Tahu pasar anda
Tak
kalah pentingnya , dan merupakan kunci penting dalam bisnis model social
entrepreneurship ini yaitu tahu siapa menjadi
konsumen anda dan apa yang menjadi kebutuhan mereka. Mengabaikan selera
konsumen adalah sebuah neraka dan sangat keliru dan yang pasti bisnis anda akan
runtuh.
Kumpulan Ide Bisnis Kewirausahaan sosial
Banyak
ide yang seyogyanya menjadi lahan garapan saat anda sudah menetapkan hati untuk
menjadi pebisnis social entrepreneurship, untuk itu bagian ini akan saya sarikan
beberapa ide cemerlang yang mungkin dapat anda pilih:
1. Membuat Lembaga Kesejahteraan Sosial
Point nomor satu ini sengaja saya
tempatkan di sub bab ini, karena hal inilah yang sedang saya kerjakan saat
menulis tulisan ini.
Mungkin ada bertanya-tanya, mengapa kewirausahaan sosial (social entrepreneurship) harus berbentuk Lembaga
Kesejahteraan Sosial. Alasan mendasar yang cukup
rasional dan masuk akalnya adalah :
- Tidak akan mudah bubar karena berbentuk badan hukum)
- Ada 26 jenis penyandang masalah kesejahteraan sosial yang berpotensi dikelolah.
- Kebutuhan modal saat pertama kali didirikan, akan mudah diperoleh lewat dana Corporate Social Responsibility (CSR)
- Dapat dianggarkan lewat dana desa karena merupakan salah satu bentuk organisasi sosial.
Saat ini Lembaga kesejahteraan
sosial tersebut, sedang mengelola sebuah usaha ekonomi produktif yaitu membuat
kain dari serat daun nenas. Tenaga kerjanya menggunakan kaum fakir miskin dan
petani nenas yang kurang mampu.
2. Bidang pertanian
Merupakan sebuah sektor yang kaya
akan ide bagi bisnis social entrepreneurship. Salah satunya adalah pengembangan
pertanian organik, konsep usaha social entrepreneurshipnya dengan pendampingan lewat
pelatihan-pelatihan kepada para petani agar produksi lahan pertanian mereka
dapat meningkat.
3. Bidang peternakan
Ide bisnis kewirausahaan sosialnya ( social entrepreneurship), adalah pembuatan
biogas sebagai pengganti tabung gas. Limbah ternak baik itu sapi, kuda, ayam,
kerbau sering menimbulkan masalah yang cukup meresahkan masyarakat.
Disini
peluang bisnisnya yang dapat kita ambil, cukup mengumpul pemilik ternak yang
ada, minta agar mereka menyetor kotoran ternaknya dan sebagai imbalannya adalah
dapur tempat masak mereka di rumah akan di aliri biogas secara gratis.
Bagi
yang tidak ada setoran kotoran ternaknya, tentu diharuskan membayar dengan
harga di bawah standar harga jual tabung gas ukuran 3 kg.
4. Bidang fashion
untuk yang satu ini, ide
bisnis social entrepreneurshipnya adalah dengan memanfaatkan limbah yang terbuang, semisal sisa kain
batik yang di daur ulang kembali menjadi produk tertentu (tas, sepatu, dompet).
5. Bidang
perumahan
Konsep bisnis model social entrepreneurship adalah menyediakan akses berupa bahan-bahan
bangunan, dan tim arsitek kepada
masyarakat yang berpendapatan rendah untuk dapat membangun rumah yang mereka tinggali.
6. Bidang Perkebunan
Ide bisnisnya adalah, melakukan
promosi kopi-kopi lokal yang ada di tanah Air Indonesia, dengan cara di titip
pada warung-warung sembako.
7. Bidang
tenaga kerja
Saya tahu persis,
kegotongroyongan di beberapa daerah di Indonesia masih cukup kental berlaku di
daerahnya. Ini menciptakan satu ide bisnis yang bagus untuk kewirusahaan sosial (Soci al entrepreneurship). Konsep
bisnisnya adalah menyewakan kegotongroyongan tersebut untuk melakukan suatu
pekerjaan.
8. Bidang
kesehatan
Kita tahu semua, kebutuhan darah
selalu saja menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam siklus pelayanan rumah
sakit. Masalahnya, berdasarkan data dari Direktorat Pelayanan kesehatan primer,
hingga tahun 2016 jumlah stok darah yang dimiliki sangat kurang. Ini peluang
dan ide bisnis social entrepreneurship yang brilian dengan
membentuk bank darah.
9. Bidang Keuangan
Hingga saat ini persentase jumlah
masyarakat miskin Indonesia masih cukup tinggi. Dari sisi kesehatan pemerintah
telah menyediakan Kartu Indonesia Sehat secara gratis kepada mereka itu.
Nah
akar masalahnya, apabila masyarakat miskin yang mendapat rujukan pengobatan
pada fasilitas kesehatan yang lebih tinggi dan jauh dari lokasi tempat
tinggalnya, hal itu tidak ditanggung oleh Kartu Indonesia Sehat.
Disini peluang
social entrepreneurshipnya, membantu mereka dalam hal biaya operasional untuk
pengobatan.
Baca juga
Peluang Social Enterprise (Wirausaha sosial) yang menjanjikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
BERIKAN KOMENTAR YANG SOPAN DAN SESUAI ISI ARTIKEL YANG ADA,