KENAPA INVESTOR PEMULA SERING PANIK SAAT HARGA SAHAM TURUN
Harga saham yang turun secara tiba-tiba menjadi momen paling tidak mengenakan karena muncul rasa tegang bagi seorang investor pemula.

Harga saham yang turun secara tiba-tiba menjadi momen paling tidak mengenakan karena muncul rasa tegang bagi seorang investor pemula.
Kendati penurunan itu cuma beberapa poin saja sudah bisa menyebar hawa kepanikan yang luar biasa.
Kepanikan ini sering bermula dari kesalahan dasar yang tanpa sadar dilakukan sejak awal investasi. Hal ini sudah saya bahas dalam artikel lain kesalahan yang sering dilakukan investor pemula saat mulai investasi saham.
Reaksi ini bukan semata karena ada bayangan kerugian di pelupuk mata tapi bentuk respon otak manusia atas ketidakpastian.
Kepanikan itu muncul ketika seorang tidak siap mentalnya untuk bertahan dengan gejolak harga di pasar saham.
Ini merupakan sebuah kesalahan mental seorang investor pemula yang membuat ia sulit untung dalam investsi jangka panjang
Ketakutan kehilangan yang natural
Secara psikologis, manusia manapun selalu sensitif terhadap kerugian di banding keuntungan.
Jujur kita akui, rasa takut kehilangan keuangan terasa lebih kuat daripada rasa senang saat kita meraup keuntungan.
Inilah musababnya, harga saham yang menurun akan mengganggu mentalitas seorang investor yang baru saja memulai perjalanan investasinya.
Kurangnya pengalaman menghadapi volatlitas
Investor yang sudah kenyang akan pengalaman tahu persis bahwa harga saham yang turun merupakan bagian dari siklus pasar.
Berbeda dengan investor pemula yang miskin pengalaman sama sekali. Penurunan harga saham dianggapnya merupakan alarm tanda bahaya besar mengancam.
Tanpa pengalaman, imajinasi mereka sering bekerja lebih proaktif daripada logika dan akal sehat. Akibatnya hal ini melebar dan berpengaruh pada sikap mental mereka yang menjadi posesif.
Harga saham sama dengan nilai diri
Mayoritas investor pemula tanpa mereka sadari suka mengaitkan pergerakan saham dengan kemampuan diri mereka.
Saat harga saham turun, mereka beranggapan telah membuat keputusan teramat bodoh. Perasaan seperti itu justru berimbas juga pada tekanan emosional berlebihan dan akhirnya membuat keputusan secara tergesa-gesa.
Cara mengurangi kepanikan
Mempunyai rencana investasi sebelum hendak membeli saham adalah langkah penting yang bisa mengurangi rasa panik.
Rencana itu akan membantu investor mengingat alasan awal membeli sebuah saham dan bukan sebaliknya bereaksi terhadap situasi sesaat.
Cara lain, batasi frekuensi mengecek harga saham juga akan sangat membantu dan bisa menenteramkan hati.
Menjadikan penurunan harga sebagai proses belajar
Alih-alih kita memberi stempel ancaman, penurunan harga saham sebetulnya menjadi momen untuk belajar.
Kita dapat melakukan evaluasi lebih teliti, sebab musabab penurunan harga itu apakah sementara saja atau karena alasan fundamental perusahaan.
Dengan sudut pandang yang tepat seperti ini, kepanikan secara berangsur dapat kita ubah menjadi pemahaman.
Tags:
EKONOMI DAN BISNIS