Kelompok Hamas, yang sering disebut sebagai "pejuang Hamas" dalam berbagai laporan media dan analisis, telah menjadi subjek perdebatan sengit di panggung internasional selama beberapa dekade.
Sejak didirikan pada tahun 1987, Hamas telah memainkan peran penting dalam dinamika politik dan konflik di Palestina, khususnya di Gaza.
Asal Usul Hamas: Latar Belakang Sejarah
Hamas, atau *Harakat al-Muqawama al-Islamiya*, yang dalam bahasa Arab berarti "Gerakan Perlawanan Islam", adalah sebuah organisasi yang didirikan di Gaza pada tahun 1987, sebagai cabang dari Ikhwanul Muslimin, sebuah gerakan Islam yang lebih besar yang bermula di Mesir.
Pembentukan Hamas terjadi di tengah-tengah Intifada pertama, sebuah perlawanan Palestina terhadap pendudukan Israel di wilayah Tepi Barat dan Gaza.
Pada awalnya, Hamas mengedepankan pendekatan sosial dan amal, dengan menyediakan layanan kesehatan, pendidikan, dan bantuan sosial kepada masyarakat Palestina yang hidup dalam kemiskinan akibat pendudukan.
Namun, seiring waktu, Hamas semakin dikenal karena perannya dalam aksi militer dan perlawanan bersenjata terhadap Israel.
Tujuan dan Ideologi Hamas
Ideologi Hamas berlandaskan pada prinsip-prinsip Islamisme yang konservatif, yang menggabungkan prinsip-prinsip agama dengan perjuangan nasionalis.
Dalam *Piagam Hamas* yang diterbitkan pada tahun 1988, mereka menyatakan bahwa perjuangan bersenjata adalah salah satu cara untuk mencapai tujuan mereka.
Selain itu, Piagam ini juga mengandung klaim bahwa Palestina adalah tanah Islam yang tidak bisa dibagi atau diberikan kepada orang non-Muslim, termasuk orang Yahudi yang tinggal di wilayah tersebut.
Hamas beroperasi berdasarkan dua komponen utama: politik dan militer. Secara politis, mereka memperjuangkan hak-hak warga Palestina melalui partisipasi dalam pemilu dan pengaruh politik.
Namun, mereka juga memiliki sayap militer yang dikenal dengan nama *Izz ad-Din al-Qassam Brigades*, yang bertanggung jawab atas sejumlah serangan terhadap Israel, termasuk serangan roket dan operasi perlawanan bersenjata lainnya.
Peran Hamas dalam Politik Palestina
Hamas mulai memperoleh pengaruh politik yang signifikan setelah mereka memenangkan pemilu legislatif Palestina pada tahun 2006.
Kemenangan ini membawa perubahan besar dalam politik Palestina, yang sebelumnya didominasi oleh Fatah, kelompok politik sekuler yang dipimpin oleh Yasser Arafat dan kemudian Mahmoud Abbas.
Namun, kemenangan Hamas dalam pemilu ini menyebabkan ketegangan yang semakin besar antara mereka dan Fatah, yang pada akhirnya berujung pada perpecahan politik antara Gaza dan Tepi Barat.
Sejak 2007, Hamas menguasai Gaza, sementara Fatah menguasai wilayah Tepi Barat, yang membuat Palestina terbagi secara politik menjadi dua entitas yang terpisah.
Sejak saat itu, Gaza berada di bawah kontrol Hamas, sementara Tepi Barat tetap berada di bawah otoritas Palestina yang dipimpin oleh Mahmoud Abbas.
Kedua kelompok ini sering kali bersaing dan berkonflik, meskipun ada upaya-upaya perdamaian dan rekonsiliasi yang dilakukan dari waktu ke waktu.
Hamas sering dianggap sebagai organisasi teroris oleh Israel, Amerika Serikat, Uni Eropa, Kanada, dan beberapa negara lainnya, karena mereka menggunakan kekerasan sebagai bagian dari perjuangan mereka.
Baca juga islam radikal sebuah ajaran islam, benarkah ?
Serangan roket yang dilakukan oleh Hamas terhadap warga sipil Israel dan penggunaan taktik teror, seperti pembunuhan dan penculikan, membuat mereka menjadi sasaran kecaman internasional.
Namun, dari perspektif beberapa warga Palestina dan negara-negara Arab, Hamas dianggap sebagai pejuang pembebasan yang sah.
Mereka memandang Hamas sebagai simbol perlawanan terhadap pendudukan Israel dan sebagai pembela hak-hak rakyat Palestina yang terpinggirkan.
Kelompok ini juga dianggap oleh sebagian kalangan sebagai pahlawan karena mereka mampu menyediakan layanan sosial yang vital di Gaza, yang tidak diberikan oleh pemerintah Palestina atau badan internasional. Hal ini menambah kompleksitas dalam melihat posisi Hamas di mata dunia.
Hamas dan Konflik Gaza
Salah satu aspek yang paling sering menjadi sorotan mengenai Hamas adalah peran mereka dalam konflik Gaza yang berlangsung sejak mereka mengambil alih wilayah tersebut pada 2007.
Sejak itu, Gaza telah menjadi pusat dari berbagai serangan militer antara Hamas dan Israel, yang sering kali melibatkan korban jiwa di kedua belah pihak.
Pada 2008, Hamas memulai serangan besar-besaran terhadap Israel, yang menyebabkan pecahnya perang Gaza pertama. Sejak itu, beberapa perang besar antara Hamas dan Israel terjadi, termasuk pada 2012, 2014, dan 2021. Konflik-konflik ini menyebabkan ribuan orang tewas dan melukai banyak warga sipil, baik di Gaza maupun di Israel.
Hamas sering kali dikritik karena tidak menghormati hukum internasional, termasuk hukum yang melarang serangan terhadap warga sipil, sedangkan kelompok ini sendiri menyalahkan Israel atas eskalasi kekerasan yang terjadi.
Namun, Israel juga mendapat kritik terkait serangan udara yang mereka lakukan di Gaza, yang seringkali menimbulkan korban jiwa di kalangan warga sipil.
Pengaruh Internasional dan Dukungan Regional
Hamas menerima dukungan dari beberapa negara dan kelompok di dunia Arab, seperti Iran dan kelompok Hizbullah di Lebanon.
Iran memberikan bantuan militer dan finansial kepada Hamas, meskipun hubungan mereka kadang dipengaruhi oleh perbedaan politik di dunia Arab.
Namun, di dunia internasional, posisi terhadap Hamas sangat beragam. Beberapa negara Barat menilai kelompok ini sebagai organisasi teroris, sementara negara-negara seperti Qatar dan Turki memberikan dukungan lebih besar dalam bentuk bantuan kemanusiaan dan politik.
Tantangan yang Dihadapi oleh Hamas
Hamas menghadapi sejumlah tantangan besar dalam perjuangan mereka. Salah satunya adalah isolasi diplomatik yang mereka hadapi akibat status teroris yang mereka terima dari banyak negara.
Selain itu, mereka juga harus berhadapan dengan blokade ekonomi yang diberlakukan oleh Israel dan Mesir di Gaza, yang menghambat perkembangan ekonomi dan sosial di wilayah tersebut.
Konflik internal dengan Fatah juga menjadi tantangan besar, karena perpecahan politik ini menghalangi tercapainya kesepakatan nasional Palestina yang lebih luas.
Meski begitu, Hamas tetap menjadi kekuatan penting dalam politik Palestina, dan masa depan mereka akan sangat mempengaruhi arah perkembangan politik dan sosial di Gaza dan Palestina secara keseluruhan.
Kelompok pejuang Hamas telah menjadi aktor utama dalam konflik Israel-Palestina dan memiliki pengaruh yang signifikan dalam politik Palestina.
Meskipun diakui sebagai organisasi teroris oleh banyak negara, Hamas tetap mendapat dukungan dari sebagian warga Palestina dan negara-negara tertentu yang melihat mereka sebagai pejuang pembebasan.
Seiring dengan berjalannya waktu, tantangan besar yang dihadapi Hamas, baik dari segi politik, militer, maupun kemanusiaan, akan menentukan bagaimana mereka dapat bertahan dan beradaptasi dalam menghadapi dinamika konflik yang semakin kompleks.
Sebagai kelompok yang kontroversial, Hamas tetap menjadi simbol perjuangan yang penuh kontradiksi—di satu sisi sebagai pejuang kemerdekaan, dan di sisi lain sebagai kelompok yang dilabeli teroris oleh banyak pihak internasional.
Baca juga sejarah munculnya konflik palestina israel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
BERIKAN KOMENTAR YANG SOPAN DAN SESUAI ISI ARTIKEL YANG ADA,