Etika sosial adalah sebuah bidang studi yang mengkaji soal norma, nilai, dan prinsip yang mengatur perilaku individu dalam kehidupan bermasyarakat. Meskipun banyak yang telah dibahas mengenai etika sosial, tetapi masih ada banyak aspek yang jarang diketahui.
Dalam artikel ini, kita akan mengupas beberapa dimensi etika sosial yang mungkin belum banyak disorot, dilengkapi dengan data penelitian untuk mendukung penjelasan.
1. Konsep Etika Sosial dalam Berbagai Budaya
Etika sosial tidak bersifat universal. Setiap budaya memiliki pandangan yang berbeda mengenai apa yang dianggap etis.
1. Konsep Etika Sosial dalam Berbagai Budaya
Etika sosial tidak bersifat universal. Setiap budaya memiliki pandangan yang berbeda mengenai apa yang dianggap etis.
Sebuah penelitian oleh Schwartz et al. (2012)pada judul artikel refined theory of basic human values mengungkap bahwa nilai-nilai etika di berbagai negara dapat sangat berbeda.
Misalnya, di negara-negara yang lebih kolektivis, seperti Jepang, norma-norma sosial menekankan pada harmoni dan konsensus, sedangkan di negara-negara individualis seperti Amerika Serikat, nilai-nilai seperti kebebasan individu lebih diutamakan.
Dalam studi yang dilakukan di 40 negara oleh Schwartz, terungkap fakta bahwa 80% responden di negara kolektivis lebih cenderung menilai perilaku sosial yang mendukung komunitas dianggap etis, jika dibandingkan hanya 30% di negara individualis. Ini menunjukkan bahwa pemahaman tentang etika sosial sangat dipengaruhi oleh konteks budaya.
Dalam studi yang dilakukan di 40 negara oleh Schwartz, terungkap fakta bahwa 80% responden di negara kolektivis lebih cenderung menilai perilaku sosial yang mendukung komunitas dianggap etis, jika dibandingkan hanya 30% di negara individualis. Ini menunjukkan bahwa pemahaman tentang etika sosial sangat dipengaruhi oleh konteks budaya.
Contoh paling sederhana semisal di negara china, masyarakatnya suka menghirup ludahnya hingga terdengar orang lain. Coba bayangkan kalau hal itu dilakukan di depan orang yang sementara makan maka dianggap menjijikan dan tidak sopan.
Namun bagi masyarakat indonesia hal seperti itu masih wajar sepanjang tidak membuang ludah itu di depan orang yang sedang makan.
2. Etika di Media Sosial
Media sosial telah menjadi arena baru dalam diskusi tentang etika sosial. Dengan berkembangnya platform-platform seperti Facebook, Twitter, dan Instagram, muncul tantangan baru dalam mempertahankan etika.
2. Etika di Media Sosial
Media sosial telah menjadi arena baru dalam diskusi tentang etika sosial. Dengan berkembangnya platform-platform seperti Facebook, Twitter, dan Instagram, muncul tantangan baru dalam mempertahankan etika.
Penelitian oleh Kross et al. (2021) pada artikelnya berjudul social media and well being: pitfalls, progress and next steps menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan empati dan peningkatan perilaku egois di kalangan pengguna.
Bila di amati beberapa etika di media sosial yang suka dilanggar semisal
1. Mengungkap aib orang lain
2. Berkata kasar dengan tujuan menyakiti orang lain
Dalam survei yang dilakukan terhadap 1.500 pengguna media sosial oleh kross, 60% melaporkan bahwa mereka merasa lebih sulit untuk memahami perspektif orang lain setelah terlibat dalam interaksi online. Hal ini menyoroti perlunya etika sosial yang lebih kuat dalam konteks digital, termasuk kesadaran akan dampak negatif dari komunikasi yang tidak etis.
3. Etika Sosial dalam Lingkungan Kerja
Etika sosial juga memainkan peran penting dalam lingkungan kerja. Banyak perusahaan kini mengadopsi kode etik yang menekankan tanggung jawab sosial.
Dalam jurnal Penelitian tentang ethical leadership : a review and future directions yang ditulis oleh Brown dan TreviƱo (2006) menunjukkan bahwa organisasi yang memiliki budaya etika yang kuat cenderung memiliki tingkat kepuasan karyawan yang lebih tinggi dan tingkat turnover yang lebih rendah.
Dalam analisisnya terhadap 150 perusahaan, ditemukan bahwa perusahaan dengan kode etik yang jelas memiliki 25% lebih sedikit kasus penyimpangan perilaku dibandingkan perusahaan tanpa kode etik. Ini menunjukkan betapa pentingnya etika sosial dalam membangun lingkungan kerja yang sehat dan produktif.
Sayangnya di lingkup pekerjaan, masih ditemukan pelanggaran etika para karyawan. Sebagai contoh
a. pelecehan atasan terhadap bawahan
b. mengambil sesuatu yang bukan miliknya
c. diskriminasi
4. Kesenjangan Etika Sosial dalam Pendidikan
Pendidikan memainkan peran vital dalam membentuk kesadaran etika sosial. Namun, banyak institusi pendidikan yang masih mengabaikan pengajaran etika dalam kurikulum mereka.
4. Kesenjangan Etika Sosial dalam Pendidikan
Pendidikan memainkan peran vital dalam membentuk kesadaran etika sosial. Namun, banyak institusi pendidikan yang masih mengabaikan pengajaran etika dalam kurikulum mereka.
Penelitian oleh Nucci dan Turiel di tahun 2009 (capturing the complexity of moral development and education) menemukan bahwa siswa yang mendapat pendidikan etika yang baik lebih mampu mengambil keputusan yang mendukung kebaikan sosial.
Survei terhadap 1.200 siswa menunjukkan bahwa 70% dari mereka yang mendapatkan pelajaran etika secara teratur melaporkan bahwa mereka lebih mampu mengidentifikasi perilaku yang tidak etis di lingkungan mereka.
Ini menunjukkan betapa pentingnya memasukkan etika sosial ke dalam pendidikan untuk membentuk generasi yang lebih bertanggung jawab.
Beberapa contoh kasus pelanggaran etika sosial di lingkup pendidikan misalnya bully teman. Kasus seperti ini masih marak terjadi hampir di seluruh dunia, sehingga menjadi bukti bahwa etika sosial masih kurang menjadi sorotan di dunia pendidikan
Kesimpulan
Etika sosial adalah sebuah bidang yang kompleks dan terus berkembang. Dari pengaruh budaya, media sosial, lingkungan kerja, pendidikan, hingga isu-isu global seperti perubahan iklim, ada banyak aspek yang perlu kita eksplorasi lebih dalam.
Kesimpulan
Etika sosial adalah sebuah bidang yang kompleks dan terus berkembang. Dari pengaruh budaya, media sosial, lingkungan kerja, pendidikan, hingga isu-isu global seperti perubahan iklim, ada banyak aspek yang perlu kita eksplorasi lebih dalam.
Dengan memahami dimensi-dimensi ini, kita dapat membangun kesadaran yang lebih besar akan tanggung jawab sosial kita dan mendorong perilaku yang lebih etis di tengah kehidupan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
BERIKAN KOMENTAR YANG SOPAN DAN SESUAI ISI ARTIKEL YANG ADA,