Perbedaan pertanian konvensional dan organik merupakan hal penting diketahui setiap orang, utamanya yang profesinya sebagai petani. Karena sepintas, tidak berbeda antara keduanya bila dilihat dari ciri-ciri fisik tanaman itu sendiri.
Sebagai negara agraris, sebagian besar petani masih mempertahankan pola pertanian konvensional, sementara sebagian lainnya telah menggunakan pertanian organik.
Lalu apakah ada perbedaan pertanian konvensional dan organik itu ? Simak penjelasannya di bawah ini.
1. Alat dan Cara Budidaya
Perbedaan pertama pertanian konvensional dan organik yaitu dari alat dan cara budidayanya. Pertanian konvensional lebih banyak menggunakan alat dan cara-cara yang tradisional dalam pembudidayaan tanaman.
Sementara itu, budidaya secara organik menggunakan alat dan cara-cara yang modern dan bertujuan untuk menghasilkan tanaman unggulan dengan kualitas lebih baik.
Baca juga Teknik budidaya tanaman organik: prinsip dan caranya
2. Pemilihan Pupuk dan Pestisida
Perbedaan pertanian organik dan konvensional juga dapat dilihat dari pemilihan pupuk dan pestisida.
Pertanian konvensional umumnya akan menggunakan pupuk atau pestisida dari kimia karena dirasa lebih praktis dan mudah didapatkan dibanding pestisida alami yang perlu melewati proses pembuatan lebh dulu.
Berbeda dengan pertanian organik yang lebih mengedepankan konsep ramah lingkungan akan menggunakan pupuk dan pestisida yang alami dan tentu saja tidak merusak lingkungan.
Pupuk yang digunakan biasanya adalah pupuk kandang atau pupuk kompos yang diracik agar kaya nutrisi. Sementara itu, pestisida yang digunakan biasanya berasal dari fermentasi tanaman kacang babi.
3. Usaha Pengembangan
Ada perbedaan yang cukup signifikan antara pertanian yang dilakukan secara konvensional serta budidaya secara organik dari usaha pengembangannya.
Pengembangan pertanian konvensional lebih mudah karena bertujuan untuk menghasilkan produk-produk budidaya yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Sebaliknya, pengembangan pertanian organik lebih sulit dibanding pertanian konvensional. Hal ini dikarenakan budidaya yang tak hanya berfokus pada hasil, tapi juga perlindungan lingkungan serta kesehatan konsumen dengan menghindari penggunaan pestisida serta pupuk kimia.
4. Biaya Produksi
Terdapat perbedaan biaya produksi dari pertanian organik dan konvensional. Pertanian konvensional lebih banyak memakai pupuk serta pestisida kimia sehingga cenderung menghabiskan biaya cukup besar.
Sementara itu, pertanian organik akan menghabiskan biaya yang lebih rendah karena hanya menggunakan bahan-bahan organik dan alami untuk dibuat menjadi pupuk atau pestisida.
5. Ketahanan
Hasil Produksi Pertanian secara konvensional dan organik memiliki ketahanan berbeda terhadap hasil produksinya.
Pertanian organik akan menekankan kontinuitas budidaya sehingga pertanian dapat dilangsungkan dalam waktu yang lama dan akan berguna untuk hasil produksi jangka panjang.
Hal inilah yang tidak ditemukan pada pertanian konvensional, karena umumnya akan mementingkan hasil panen dalam waktu dekat guna segera memenuhi kebutuhan pasar.
6. Produktivitas tanaman
Terakhir, perbedaan pertanian konvensional dan organik dapat diketahui dari berat hasil panen. Umumnya pada pertanian organik, hasil panennya lebih berat bila di bandingkan dengan hasil panen pertanian konvensional.
Ini secara tidak langsung berpengaruh pada perolehan pendapatan, jika hasil panen itu di jual menurut beratnya.
Itulah beberapa perbedaan pertanian konvensional dan organik yang sering kita jumpai dilapangan
Baca juga
Langkah-langkah menanam sayuran hidroponik organik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
BERIKAN KOMENTAR YANG SOPAN DAN SESUAI ISI ARTIKEL YANG ADA,