Oleh Adhy
Setidaknya ada dua
macam bencana alam yang tergolong sulit diprediksi kehadirannya, yaitu bencana tsunami dan bencana gempa
terutama gempa bumi.
Contohnya sebagaimana yang baru saja terjadi di Lombok di
bulan Agustus 2018 kemarin, berupa gempa bumi yang terjadi hingga beberapa
kali. Setelah itu disusul dengan gempa
bumi di Palu dan Donggala Sulawesi yang wujudnya berupa gempa bumi, kemudian berlanjut
langsung dengan bencana tsunami.
Penjelasan Tentang Bencana Tsunami
Antara bencana tsunami dan bencana gempa,
keduanya mempunyai suatu keterikatan yang sangat erat. Bencana tsunami selalu
muncul setelah terjadi bencana gempa. Tapi harus selalu dipahami, bahwa bencana
gempa tidak selalu memunculkan bencana tsunami.
Tsunami adalah
bencana yang muncul akibat dari terjadinya bencana gempa, letusan gunung
berapi, tanah longsor dan peristiwa lain yang terjadi di kawasan samudera atau
lautan. Wujud dari bencana ini berbentuk gelombang laut dengan ukuran yang
sangat besar, sehingga sering menimbulkan banyak sekali dampak negatif pada
kehidupan manusia, termasuk korban jiwa.
Tsunami sendiri
merupakan gabungan dua kata dari bahasa Jepang. Tsu mengandung makna pelabuhan,
sedangkan nami punya arti gelombang pasang. Pandangan yang berkaitan dengan
gelombang pasang ini sering disebut-sebut oleh kalangan ahli.
Berikutnya momen
gelombang pasang yang ukurannya sangat tinggi ini selalu dikonotasikan sebagai
tsunami. Sehingga pada intinya, tsunami merupakan bencana alam berupa gelombang
tinggi yang muncul karena adanya aktivitas seismik atau gempa.
Proses Awal Terjadinya Bencana Tsunami
Seperti yang sudah
diuraikan, ada kaitan kuat antara bencana
tsunami dan bencana gempa dimana bencana gempa selalu muncul lebih dulu. Proses
terjadinya bencana tsunami, selalu dimulai
dengan adanya suatu gerakan vertikal di lempang bumi yang bentuknya berupa
sesar atau patahan.
Patahan atau sesar
ini menjadikan air di dasar laut turun atau sebaliknya naik secara tiba. Fase
inilah yang dinamakan sebagai gempa bumi. Pada umumnya, bencana gempa bumi ini
sering terjadi di kawasan subduksi.
Tidak lama setelah
muncul bencana gempa bumi dan kondisi air dasar laut mengalami sebuah perubahan
yang sangat cepat, akibat yang muncul adalah tidak adanya keseimbangan air yang
ada di permukaan laut atau samudera. Situasi ini kemudian akan mengakibatkan
dampak lain berupa gelombang besar yang bergerak kearah pantai dan peristiwa
inilah yang lebih dikenal dengan sebutan tsunami.
Penjelasan Tentang Bencana Gempa Bumi
Bencana gempa bumi
merupakan sebuah peristiwa munculan getaran pada permukaan bumi karena ada
energi yang terlepas secara tiba-tiba. Energi tersebut muncul karena terdapat
suatu tekanan yang sumbernya berasal dari kerak bumi atau lempeng bumi yang
bergerak. Gerakan ini terus membesar hingga mencapai pada suatu kondisi dimana
bagian pinggir lempeng tidak mampu menahan lagi. Ketika itulah bencana gempa
bumi langsung terjadi.
Selain karena
gerakan di lempeng bumi, gempa bumi juga sering muncuk karena ada geseran
lempeng bumi yang saling menjauh. Pergeseran ini memunculkan lempeng baru
dengan berat jenis yang lebih kecil dibanding lempeng bumi lama.
Selanjutnya,
pemunculan lempeng baru tersebut selalu menimbulkan tekanan besar diantara
kedua lempeng lama dan bisa memunculkan gerakan kearah bawah sekaligus lepasnya
energi dalam ukuran yang tidak kalah besar. Tidak lama kemudian gerakan pada
lempung langsung saling mendekat dan terjadilah gempa bumi.
Peristiwa bencana tsunami dan bencana gempa bumi
biasanya seringkali terjadi di daerah perbatasan antara lempeng-lempeng
tersebut. Namun selain itu, gempa bumi juga bisa terjadi karena terjadi gerakan
magma yang ada di gunung berapi. Pada umumnya , bencana gempa ini sering dijadikan pertanda akan adanya
bencana lain yaitu gunung berapi yang meletus.
Jenis-Jenis Bencana Gempa Bumi
Bencana alam
berupa gempa bumi bisa dibedakan jadi beberapa jenis, berdasarkan penyebab,
tingkat kedalaman dan getaran atau gelombang gempa. Penjelasan lengkapnya
adalah sebagai berikut.
A. Berdasarkan Penyebabnya
Berdasarkan
penyebabnya, bencana gempa bumi terdiri dari empat macam, yakni:
1. Gempa Tektonik
Selaras dengan
namanya, gempa bumi tektonik diakibatkan adanya sebuah kegiatan tektonik,
berupa geseran lempeng-lempeng tektonik yang terjadi secara tiba-tiba. Proses
kejadiannya hampir mirip dengan gelang dari karet yang ditarik, kemudian
dilepas secara mendadak.
2. Gempa Tumbukan
Gempa tumbukan
merupakan gempa bumi yang terjadi karena adanya pemunculan tumbukan asteroid atau
meteor yang jatuh di bumi. Selama ini gempa bumi jenis tersebut sangat jarang
terjadi.
3. Gempa Runtuhan
Gempa bumi jenis
ketika ini lebih sering terjadi di kawasan berkapur atau area pertambangan.
Selain jarang terjadi, pada umunnya juga hanya bersifat kecil atau lokal saja.
4. Gempa Buatan
Berikutnya adalah
gempa buatan, berupa bencana gempa bumi dan penyebab utamanya tidak lain
bersumber dari kegiatan manusia. Misalnya ledakan nuklir, dinamit, dan sebagainya.
5. Gempa Vulkanik
Gempa vulkanik
sering terjadi karena adanya kegiatan magma, sebelum suatu gunung berapi
meletus. Makin tinggi tingkat keaktifan gunung berapi tersebut, tingkatkan
gempa yang dapat terjadi juga makin besar. Karena bersumber dari kegiatan magma
gunung berapi, maka lokasi kejadiannya juga hanya lebih terasa di kawasan
sekitar gunung berapi tersebut.
B. Berdasarkan Tingkat Kedalaman
Menurut tingkat
kedalamannya, ada 3 jenis gempa bumi, yaitu:
1. Gempa Bumi Dalam
Gempa bumi dalam
merupakan satu gempa bumi dengan tingkat kedalaman atau hiposentrum lebih dari
300 kilometer dalam kerak bumi atau di bawah permukaan bumi. Biasanya gempa ini
meski sering terjadi, tapi sifatnya tidak begitu membahayakan. Selain itu
kejadiannya juga jarang terasa oleh manusia.
2. Gempa Bumi Menengah
Jenis kedua
dinamakan gempa bumi menengah, merupakan gempa bumi dengan hiposentrum antara
60 hingga 30 kilometer di bawah permukaan bumi. Gempa ini juga sering terjadi
tetapi sifat kerusakan dan akibat yang ditimbulkan hanya bersifat ringan saja
meski proses kejadian dari gempa tersebut dapat dirasakan.
3. Gempa Bumi Dangkal
Gempa bumi dangkal
adalah sebuah gempa bumi dengan tingkat hiposentrum kurang dari 60 kilometer di bawah
permukaan bumi. Dibandingkan tipe lainnya kerusakan yang ditimbulkan tergolong
parah dan getarannya sangat mudah dirasakan oleh manusia.
C. Berdasarkan Getaran Atau Gelombang
Gempa
Menurut besaran
getaran atau gelombangnya, gempa bumi bisa dibedakan menjadi dua, yaitu gempa gelombang primer dan gempa
gelombang sekunder.
1. Gempa Gelombang Primer
Gempa gelombang
primer juga sering disebut sebagai gempa gelombang lungituudinal, yaitu suatu
gempa berupa getaran atau gelombang sana muncul di tubuh bumi. Kecepatan
gerakan gempa ini bisa mencapai sekitar 7 hingga 14 kilometer per detik.
2. Gempa Gelombang Sekunder
Istilah lain dari
gempa gelombang sekunder adalah gelombang transversal, berupa gelombang maupun
getaran yang bergerak secara merambat. Tingkat kecepatannya hanya berkisar
antara 4 hingga 7 kilometer saja per
detik sehingga tidak menimbulkan kerusakan yang fatal. Selain itu gempa ini
tidak bisa merambat ke air atau lapisan cair.
Bencana Gempa Bumi Yang Paling Sering
Mengakibatkan Bencana Tsunami
Peristiwa bencana tsunami dan bencana gempa
adalah bencana alam terbesar yang pernah memunculkan kepedihan mendalam bagi
masyarakat Indonesia. Setelah bencana ini terjadi di Aceh pada akhir tahun
2004, kejadian yang nyaris sama juga dialami oleh warga yang tinggal di Lombok,
Provinsi Nusa Tenggara Barat pada bulan Agustus 2018.
Ketika itu BMKG
(Badan Meteorologi dan Klimatologi dan Geofisika) sempat mengeluarkan
pernyataan bahwa gempa bumi di Lombok tersebut, memiliki potensi mengakibatkan
adanya bencana lain berupa tsunami. Akan tetapi , berselang sekitar 2 jam berikutnya, BMKG kembali
menyatakan jika gempa dengan kekuatan 7 skala richter tersebut tidak
menimbulkan tsunami.
Baca juga
Akan tetapi , sekitar dua bulan berikutnya pada
akhir September 2018, terjadi bencana gempa bumi lagi di bumi Indonesia
tepatnya di Palu dan Donggala, Provinsi Sulawesi Selatan. Beda dengan yang
terjadi di Lombok, gempa bumi kali ini menimbulkan efek yang semakin parah
karena disertai dengan bencana tsunami.
Kedua peristiwa
ini pasti memunculkan pertanyaan di masyarakat, gempa bumi apa saja yang dapat
memicu terjadinya bencana tsunami. Untuk menjawab pertanyaan ini, sebelumnya
telah dijelaskan apabila tidak semua gempa bumi itu dapat menimbulkan akibat
berupa tsunami.
Sebagian besar
atau sekitar 90% yang sering menjadi penyebab utama dari bencana tsunami memang
berasal dari gempa bumi. Hanya saja, bencana gempa bumi tersebut sering terjadi
di bawah atau kedalaman laut.
Peristiwa gempa
bumi yang terjadi di bawah laut ini bisa terjadi oleh karena akibat dari ada
lempeng-lempeng teknonik yang saling bertubrukan. Setelah itu muncul gerakan di
dasar laut yang kemudian memunculkan ketidakseimbangan di permukaannya.
Meski lebih sering
terjadi di daerah lautan, bukan tidak mungkin gempa bumi yang berada di darat
bisa memicu peristiwa tsunami. Terutama ketika terdapat patahan dari peristiwa
gempa bumi yang terus memanjang kemudian masuk dalam lempengan yang ada di
laut.
Gempa bumi yang
paling acapkali memunculkan peristiwa tsunami ini biasanya adalah jenis gempa bumi
dangkal, dengan tingkat kedalaman 0 sampai 30 kilometer di bawah permukaan
laut. Adapun kekuatannya, selalu lebih dari 6,5 skala richter dan mempunyai
sesar atau pola gerak naik dan turun.
Selain itu masih
ada beberapa penyebab lain atas terjadinya peristiwa bencana tsunami dan benda gempa bumi. Salah satunya adalah letusan
dari gunung berapi yang berada di bawah laut dan longsor tanah pada lokasi yang
sama. Bahkan jatuhnya benda dari langit di bumi dan melesak ke dalam laut juga
bisa menyebabkan tsunami apalagi jika ukurannya sangat besar.
Khusus untuk
bencana tsunami yang diakibatkan oleh gempa teknonik, penyebabnya ada dua macam
yaitu kegiatan sesar dan tabrakan antar lempeng. Kegiatan sesar sendiri
sebenarnya merupakan dampak dari tabrakan antar lempeng, meski tidak secara
langsung.
Sedangkan bencana
gempa bumi yang terjadi di Lombok, merupakan gempa bumi dari jenis dangkal dan
terjadi karena adanya kegiatan Sesar Naik Belakang Busur Lempeng Flores atau
Flores Back Arc Thrust. Sementara itu untuk Palu dan Donggala, juga merupakan
tipe gempa dangkal dengan tingkat kedalaman sekitar 10 km. Adapun sesarnya,
adalah Sesar Palu Koro dan berasal dari jenis sesar mendatar.
Upaya Penyelamatan Dan Perlindungan Diri
Baik bencana tsunami dan bencana gempa ,
kehadiranya tidak dapat diprediksi secara pasti. Hingga saat ini belum dapat
ditemukan teknologi yang mampu memperkirakan kapan kedua jenis bencana alam itu
akan terjadi di suatu wilayah. Sifatnya sangat berbeda dengan bencana letusan
gunung berapi yang selalu memunculkan tanda-tanda sebelumnya.
Oleh karena itu,
masyarakat dihimbau untuk selalu bersiap diri ketika bencana alam tersebut
terjadi. Beberapa upaya dapat dilakukan agar resiko kecelakaan dan kerugian dapat dihindari, atau paling
tidak diminimalkan. Terutama yang berhubungan erat dengan urusan keselamatan
jiwa dan nyawa.
1. Saat Berada Dalam Kendaraan
Ketika terjadi
gempa dan kebetulan masih berada dalam kendaraan, harus segera berhenti dan
mencari tempat yang dirasa paling aman namun tetap berada dalam kendaraan.
Ingat, jangan berhenti di area bawah gedung, pohon besar, jembatan, jalan
layang dan instalasi kabel listrik karena justru bisa menimbulkan akibat fatal.
Tunggu hingga
gempa berakhir, baru setelah itu boleh keluar dari kendaraan. Untuk langkah
berikutnya, tetap berdiam diri ditempat serta mencari bantuan atau menunggu
hingga bantuan datang. Jangan pergi ke area lain apalagi jika tidak tahu betul
kondisinya.
2. Saat Berada Dalam Bangunan
Ketika sedang
terjadi bencana gempa dan kebetulan sedang berada di ruangan atau bangunan,
usahakan secepat mungking keluar dari bangunan atau ruang tersebut kemudian
carilah lokasi di ruang terbuka atau lapangan. Namun apabila upaya keluar dari
ruang atau bangunan terasa sulit dilakukan, langkah terbaik yang bisa ditempuh
adalah selalu berpegangan terhadap suatu benda yang kukuh. Selain itu kepala
harus selalu ditundukan agar tidak kejatuhan benda.
Langkah lain yang
juga dianggap lebih aman adalah mencoba bersembunyi di bawah perabot seperti
meja, dipan tempat tidur dan sebagainya. Benda-benda perabot ini dianggap
lumayan aman dijadikan tempat perlindungan sementara.
Setelah gempa
berakhir, segeralah keluar dari tempat perlindungan sementara tersebut sambil
tetap melindungi kepala dengan kedua tangan. Khusus bagi mereka yang memiliki
gangguan pernafasan, usahakan agar hidung selalu tertutup dengan kain atau
pelindung lainnya.
Setelah kondisi
dinyatakan aman oleh pihak atau lembaga yang berkompeten, pengecekan ke dalam
rumah boleh dilakukan tapi harus disertai dengan penuh kehati-hatian. Sistem
jaga diri harus tetap dijalankan misalnya dengan alat pelindung helm dan
sebagainya. Selain itu harus diperhatikan pula, jangan nyalakan listrik untuk
menghindari adanya bahaya konsetling atau kebakaran dan kecelakaan lainnya.
3. Saat Berada Di Luar Ruangan
Selanjutnya
apabila bencana gempat terjadi ketika sedang berada di luar ruang atau bangunan
khususnya yang tinggal di kawasan perkotaan, harus segera berlari ke tempat
terbuka. Jangan mencari tempat perlindungan yang dekat bangunan, jembatan,
jalan layang, pohon besar dan lainnya sebab hal ini justru bisa meningkatkan resiko kecelakaan
Berlindung dalam
gedung sangat tidak dianjurkan karena apalagi berada di lantai paling atas. Hal
ini justru jauh lebih berbahaya dibanding lantai paling bawah karena dapat
memunculkan resiko gedung runtuh,
kemudian ikut terjatuh dari ketinggian. Termasuk juga dalam basement atau
lantai paling bawah, juta tidak disarankan karena ada kemungkinan dapat
tertimbun oleh reruntuhan bangunan.
Demikian pula
dengan tiang listrik dan sistem instalasi lain yang mengandung muatan listrik
harus dijauhi. Area terbaik untuk melindungi diri dari resiko bencana tsunami dan bencana gempa adalah lapangan terbuka dan
perbukitan.
Apalagi apabila
sudah muncul pengumuman jika bencana gempa bumi yang baru saja terjadi bisa
memicu bencana lain berupa tsunami. Bagi yang tinggal di kawasan perkotaan,
mungkin tidak terlalu mengkhawatirkan namun tetap harus waspada serta
berjaga-jaga terhadap segala hal yang kemungkinan besar bisa terjadi.
Sedangkan bagi
mereka yang tinggal di daerah pesisir, secepatnya harus menjauhi daerah laut
atau pantai dan memilih dataran tinggi yang jauh dari area tersebut sebagai
tempat berlindung. Jangan mendekati pantai ketika air surut secara tiba-tiba.
Hal ini merupakan sebuah pertanda apabila bencana tsunami akan segera datang
setelah terjadi bencana gempa.
Tips terakhir,
bagi masyarakat tempat tinggalnya dinyatakan sebagai kawasan dengan resiko tinggi terhadap bencana tsunami dan bencana gempa harus
melakukan berbagai persiapan secara lebih dini. Misalnya menyiapkan lampu
senter, tenda darurat, peralatan P3K, makanan siap saji dan sebagainya. Jika
perlu ikut bergabung di asuransi perlindungan jiwa dan asuransi perlindungan
harta.
Baca juga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
BERIKAN KOMENTAR YANG SOPAN DAN SESUAI ISI ARTIKEL YANG ADA,