Oleh Dolly
Bagaimana pendapat sobat saat ini mendengar penryataan seperti ini? Ya, -tidak setuju, kesal bahkan marah.
Beda hal nya dengan Jepang, tempat lahirnya anime. Masyarakat Jepang telah beradaptasi terhadap perubahan sosial masyarakatnya terhadap anime.
Mereka lebih dulu mengalami revolusi sosial setelah tragedi Hiroshima dan Nagasaki. Masyarakat Jepang mempunyai kecenderungan mendukung segala produk dan budaya yang berasal dari Jepang.
Setiap minggu pagi anak-anak 90-an sudah bangun dan bersiap untuk menyambut kartun kesayangan mereka (termasuk saya). Doraemon adalah primadona mereka dari semua acara anak-anak yang disiarkan melalui televisi di saat itu. Anime in begitu sempurna hingga menemani generasi muda Indonesia sampai sekarang.
Baca juga
Hal ini dikarenakan film-film dan animasi barat (Amerika dan Eropa) mendominasi acara televisi saat itu. Hingga akhir tahun 80-an, barulah anime mulai mendapat perhatian masyarakat.
Apalagi jika teman-teman sobat dengan serunya mengulang kembali episode yang terlewat tersebut di kelas, wah begitu sedih rasanya (sampai sekarang saya masih bisa mengingatnya).
Sobat boleh bilang kalau anak-anak yang terobsesi pada anime pada saat itu adalah cikal bakal Otaku di Indonesia. Sudah mulai terlihat bagaimana perbedaan sikap terhadap anime. Terdapat konflik batin hanya dengan melewatkan satu episode anime.
Di saat sore pun disuguhkan anime sebagai teman di penghujung hari. Tidak tanggung-tanggung, sobat juga bisa lihat sendiri di Google Search dengan mengetikkan “anime” akan muncul ribuan hingga jutaan hasil pencarian yang berkaitan dengan anime termasuk anime … ehm. Mulai dari judul, genre, format hingga gambar bisa dengan mudah di dapat dari internet.
Secara real-time, para penggemar anime dari seluruh dunia bisa dengan mudah berbagi infromasi melalui internet. Secara gamblang, tidak ada batasan Negara di internet.
Perusahaan yang merilis anime dapat menjual langsung produknya kepada konsumen pada website perusahaan. Bahkan, penggemar anime sebenarnya diuntungkan dengan membeli langsung kepada perusahaan.
Bom waktu 24 jam
Bagaikan gelombang Tsunami yang mampu menyapu semua daratan. Begitu pula gelombang J-Entertainment yang melanda di seluruh dunia. Hanya dengan mengetikkan anime di halaman pencarian.
Sobat akan dibanjiri dengan jutaan hasil pencarian yang berhubungan dengan anime. Contohnya saja : anime indo, juragan anime, hingga planet anime.
Semua menyediakan secara gratis streaming anime dengan kecepatan yang cukup tinggi. Selain itu juga pada tab gambar pada halaman pencarian, maka berbagai macam gambar anime dari segala jenis dan ukuran dengan bebas di download untuk keperluan sobat.
Mengherankan sekaligus menakjubkan jika dilihat dari loyalitas dan dedikasi penggemar anime terhadap hobinya ini. Jika berbicara mengenai anime mereka bisa mendapatkan berita terbaru layaknya mereka adalah representasi dari pembuat anime saja.
Beberapa penggemar anime membawanya ke tingkat yang lebih cerdas. Mereka mengembangkan sebuah situs streaming demi kenyamanan penikmat anime, mereka juga menyediakan penerjemah sendiri agar penonton anime dari Indonesia yang tidak bisa berbahasa Jepang bisa mengerti jalan cerita anime tersebut.
Sebut saja Naruto, salah satu anime legendaris dimana hampir seluruh dunia mengetahui anime ini.
Di setiap situs menonton anime, akan selalu ada forum khusus membahas anime ini. Mulai dari jam tayang, jalan cerita, hingga kehidupan pribadi penulis Naruto juga menjadi bahan perbincangan.
Begitu penting untuk dibahas hingga diadakan talk show yang membahas satu episode yang akan keluar.
Saya merasa heran kepada Otaku. Jika satu episode di cancel penayangannya maka seluruh dunia menjadi satu suara di dalam internet.
Mereka begitu aktif menyampaikan kekecewaan, kekesalan hingga amarah yang berlebih terkait hal ini.
Jika kita bandingkan dengan kenaikan dolar, sepertinya issue anime lebih penting daripada isu ekonomi secara internasional. Ketakjuban saya tidak pernah habis jika ini menyangkut penggemar anime.
Orang orang akan membicarakan anime selama 24-jam tanpa habisnya. Beberapa menghabiskan minggunya dengan streaming anime di laptop mereka.
Kegiatan seperti ini adalah surga bagi otaku. Bagi yang kreatif, mereka akan membuat kostum untuk cosplay dan ikut kompetisi di anime expo.
Beberapa otaku mungkin mempunyai kemampuan sosialisasi yang rendah, kurang rasa empati terhadap lingkungan dan perilaku mereka mungkin bisa dikatakan di luar kewajaran. Contohnya saja masalah nafsu.
Secara biologis kita bisa menjelaskan hubungan perempuan dengan laki-laki. Tetapi hal yang sangat berbeda bagi otaku yang ekstrim, dan ini menyangkut psikologis. Bagi Otaku, waifu adalah segalanya.
Waifu dianggap beberapa otaku sebagai istri normal selayaknya manusia. Mereka akan memberikan rasa hormat layaknya waifu adalah manusia.
Bagi sebagian kelompok yang lain, melihat anime porno lebih menarik daripada yang asli. Karena itulah dalam anime ada istilah untuk genre anime dewasa yang di sebut hentai.
Jepang secara umum selain terkenal sebagai Negara maju dengan teknologi dan pendidikan. Jepang juga terkenal dengan pusat hiburan dewasa yang cukup variatif.
Bahkan beberapa tempat hiburan menawarkan tema tema seperti dalam anime hentai. Mulai dari dandanan hingga atmosfir ruangan dibentuk sedemikian mirip dengan anime.
Tidak tanggung tanggung penggemar anime dari luar negeri sampai rela berkorban untuk mendapatkan hiburan seperti itu.
Bisa lihat ada suatu visi yang sama dari penggemar anime dari seluruh anime di dunia yang menggerakkan mereka dan membentuk “Planet Anime” yang kita kenal sekarang.
Harapan saya sangat besar agar mereka (penggemar anime) bisa menjadi pemimpin-pemimpin dunia yang dapat menyatukan dunia dan membangun dunia menjadi tempat yang layak untuk ditinggali.
Dunia dimana kita sebagai penduduk bumi bisa hidup dalam kedamaian dan harmoni.
Tidak ada lagi konflik kepentingan, perang, dan tidak ada lagi kemiskinan. Generasi kedepan bisa menghadirkan pelangi di langit dan memberikan senyum bahagia disetiap penduduk bumi.
Planet Anime di Tata Surya
Imajinasi ternyata bisa menjadi kenyataan. Dengan perkembangan teknologi sekarang, perwujudan imajinasi tidak terbatas kepada video anime tapi bisa dijadikan dalam bentuk lain sobat. Video game, cosplay, teatrikal hingga Google VR.
Semua itu dilakukan untuk mendapatkan konsep realitas anime. Dimana sobat seolah-olah berada di planet anime, hidup dan beraktifitas layaknya karakter anime yang sobat inginkan.
Penggemar anime (otaku)adalah orang yang mempunyai hobi akan hal hal yang berhubungan dengan anime. seperti seorang kolektor barang antik yang berburu harta karun atau cawan antik.
Para otaku juga hidup seperti karakter anime, setiap gerak-gerik karakter anime kesayangannya juga di lakukan di dunia nyata. Mulai dari cara makan, berjalan hingga berbicara sama seperti karakter aslinya.
Saat saya pertama kali menghadiri acara Omatsuri di kota saya, hal itu terasa sangat indah bagi saya. Hal-hal yang berhubungan dengan Jepang sangat kental terasa disitu, termasuk anime.
Tapi sobat, hal yang paling aneh bagi saya waktu itu adalah ketika berhadapan langsung dengan pengunjung lain. Mereka benar-benar menjadi orang-orang yang berbeda ketika berbicara.
Saya selalu mendengar gaya bicara dan intonasi yang hanya biasa saya dengar dalam anime.
Mereka juga bertingkah layaknya bukan orang dewasa pada umumnya. Kadang mereka melompat-lompat kecil di iringi bahasa tubuh yang agak berlebihan. Aneh memang, tapi bagi saya yang bukan dari “dunia” mereka, adalah hal yang wajar jika saya merasa seperti itu.
Sobat coba bayangkan jika setiap 100 orang ada 1 penggemar anime (otaku) di dunia. Maka mereka bisa saja membentuk Negara baru sesuai keinginan mereka. Menakjubkan memang, tetapi juga mengerikan disaat yang sama.
Sobat apakah siap jika harus berpakaian seperti doraemon untuk beraktifitas diluar ruangan ? pastinya repot bukan.
Tetapi gagasan seperi ini bukan hanya spontan lho sobat. Saya sendiri pernah mengetikkan pertanyaan seperti ini di Google Search, dan ternyata ribuan orang lainnya (otaku) dimana sesorang minur karakter anime mulai dari wajah, pakaian, dandanan, hingga gerak-geriknya.
Semua itu bisa terlihat dari seriusnya bisnis cosplay saat ini.
Coba deh, sobat kunjungi anime expo terdekat di kota dan rasakan atmosfir yang amat sangat berbeda dari kehidupan nyata. Mata disuguhi pemandangan yang berwarna-warni. Tokoh pahlawan juga hadir meramaikan event tersebut.
Di setiap booth juga menyediakan makanan yang sama persis di setiap anime. Soba juga akan terhisap atmosfir anime yang sangat kuat sehingga berada seolah-olah di Planet Anime.
Anime expo sebagai salah satu penyelenggara event anime terbesar di Indonesia juga merupakan ajang pencarian bakat yang berhubungan dengan anime.
>Mulai dari anime tetrikal, pelukis anime, hingga animator anime unjuk kebolehan di anime expo. Bukan tidak mungkin perusahaan Jepang merekrut sobat kita yang mengikuti ajang bergengsi ini dan mengharumkan nama Indonesia dengan karya-karyanya.
Kehidupan sebgai seorang otaku juga tidak selalu dipenuhi warna-warni. Kadang beberapa dari mereka, keindahan hidup anime itu hanya ada di imajinasi mereka dan hanya pada video animasi yang mereka tonton.
Tidak jarang hal ini membuat sobat otaku ini lebih cenderung menyendiri di kamar bersama anime kesayangannya daripada bersosialisasi dan berinteraksi dengan manusia pada umumnya. Karena mereka menemukan keindahan dan sosok panutan yang mereka kagumi berada di anime tersebut.
Umumnya sobat otaku yang seperti ini beranggapan kalau manusia itu kejam atau mereka punya trauma sendiri jika itu menyangkut bersosialisasi dan dalam anime ada sosok yang selalu di impikan sobat otaku agar bisa hadir di kehidupan mereka.
Tidak bisa dipungkiri memang, sebuah karakter anime dapat memeluk hati penggemarnya dengan tingkah laku mereka.
Otaku dalam perjalananya menjunjung tinggi nilai-nilai yang dibawa karakter anime yang ditontonnya.
Hal ini dapat dimanfaatkan ke arah yang lebih positif, menimbang banyaknya hal-hal negative terhadap otaku. Jiwa kepahlawanan dan tidak murah putus asa sering jadi hal utama dalam cerita anime.
Berkaitan dengan tragedy Hiroshima dan Nagasaki, rakyat Jepang selalu menanamkan nilai cinta tanah air yang sangat tinggi bagi generasinya. Tidak ketinggalan, dunia anime juga selalu berusaha memasukkan nilai nilai luhur pada anime yang diproduksi.
Bagi kita generasi bangsa tidak ada salahnya kita manfaatkan hal ini untuk memperkuat dan membuat Negara kita lebih dicintai.
Caranya dengan memproduksi sendiri anime tentang Indonesia tetapi tidak menghilangkan rasa cinta tanah air.
Dengan begitu kita bisa mewujudkan “planet anime” di Indonesia yang positif, dipenuhi rasa cinta tanah air dan melahirkan generasi yang kreatif dan tidak mudah putus asa.
Organisasi rahasia : Anime Lovers
Seperti sejarah terbentuknya klub motor, hal yang sama juga berlaku pada klub anime. Mereka terbentuk karena adanya visi dan misi yang sama. Visi seorang otaku adalah kenginan berada di planet anime.
Tempat dimana anime menjadi nyata dan mereka merasa tidak asing di dalamnya. Fakta seperti ini juga membuktikan kalau tidak semua otaku adalah anti-sosial.
Istilah otaku di Jepang pada awalnya lebih mengarah ke hal yang negative. Mengurung diri di basement dan tidak melakukan hal lain kecuali hobinya.
Otaku dan kurangnya skill sosial sebagai akibat dari obsesi yang berlebihan terhadap sesuatu menimbulkan topic sendiri di negerinya. Orang Jepang memandang Otaku sebagai sesuatu hal yang negative dan tidak layak untuk ditiru. Umumya di bagian Negara manapun, sesuatu yang berlebihan memang tidak baik.
Otaku tidak hanya sebatas anime. Otaku juga bisa berupa Otaku mobil, Otaku slime atau Otaku action figure. Mereka akan betah berlama lama dengan hobinya tanpa memikirkan kehidupan sosial.
Beberapa tahun belakangan masyarakat Jepang mulai berubah. Istilah otaku tidak se-negatif sebelumnya.
Bahkan beberapa penulis Jepang mengungkapkan kalau istilah otaku sekarang ini tergantung pendengar atau situasi yang akan dibicarakan. Satu waktu istilah otaku bermakna negative, tapi dengan topic lain istilah otaku bisa lebih bersifat ringan dan komedi.
Lalu timbul pertanyaan seperti;
“Bagaimana seroang otaku yang penyendiri bisa membentuk organisasi seperti Anime Club ?”.
Bisa dikatakan menjadi Otaku tidak eksklusif membuat seorang otaku tidak pernah bersosialisasi lagi.
Di suatu waktu mengharuskan otaku bersosialisasi sesame otakku untuk berbagi informasi seputar hobi mereka atau mendapatkan barang barang khusus yang hanya bisa didapat oleh sobat otaku lainnya.
Seperti pasar gelap, transaksi sesama otaku dianggap hal yang sacral bahkan sesuatu yang teramat rahasia bagi mereka. Bukan main main sobat, satu action figure bisa mencapai harga $ 1000!. Berikut beberapa harga fantastis barang koleksi otakku yang dijual di pasaran:
- Boneka keramik Victorique de Blois; harga berkisar : $800 - $1000
- Action figure Neon Genesis Evangelion ukuran manusia; harga berkisar : $5,000
- Action figure Gundam HY2M 1/12 RX-78-2; harga berkisar $4,800 - $12,000
Siapa mengira life style seorang otaku bisa semahal itu. Jika dibandingkan dengan penghasilan saya pertahun, maka saya bisa membeli satu action figure gundam setelah menabung selama 10 tahun!.
Pastinya sobat tidak habis piker kenapa otaku bisa berkorban sampai sejauh itu.
Di Indonesia sendiri sejak tahun 90-an telah membentuk komunitas sendiri khusus bagi otaku. Hanya saja dokumentasi keberadaan klub anime Indonesia tidak sebagus dan sebaik sekarang.
Pada 2014 Komunitas Otaku Jakarta dibentuk. Komunitas in iterbentuk dari pertemuan di sosial media Facebook.
Selain menyediakan informasi seputar anime dan manga, mereka juga aktif dalam menginformasikan event event yang berhubungan dengan kebudayaan Jepang di Jakarta.
Sedikitnya ada 3 ribu anggota Komunitas Otaku Jakarta yang tercatat. Dan angka ini terus berkembang seiring mudahnya akses teknologi.
Sobat pasti sudah kenal Sailor Moon, group pahlawan yang beranggotakan wanita-wanita cantik ini sudah menjadi anime favorit perempuan di Indonesia.
Selain penampilan mereka yang fenomenal ternyata di Indonesia sendiri ada klub khusus Sailor Moon sobat.
Di komunitas ini selain flashback ke era Sailor Moon hadir mereka juga membicarakan tentang merchandise sailor moon, cosplay sailormoon, dan lain lain.
Komunitas pecinta sailor moon ini sendir
sudah mencapai 1.700 orang anggota yang umumnya berasal dari Jakarta.
Keberadaan organisasi anime seperti ini tidak melulu sebatas cosplay, anime atau hal hal berbau manga. Organisasi anime seperti ini juga ikut membantu disaat saudara saudara kita tertimpa musibah.
Anime Lovers Palu contohnya, mereka juga ikut membantu saudara mereka yang tertimpa musibah dengan penggalangan dana yang mereka lakukan. Di zaman sekarang hamper tidak ada lagi yang namanya hobi yang aneh.
Karena publikasi media begitu gencar menampilkan berbagai bentuk dan macam hobi unik dari seluruh dunia sehingga hal hal yang jarang terlihat menjadi normal.
Komunitas otaku pun tidak lagi stress menghadapi cibiran dan pendapat masyarakat tentang mereka, selama aktifitas yang dilakukan adalah positif.
Anime : Alternatif mendidik selain TV
Televisi sebelum internet adalah sumber termudah dalam hiburan. Televisi menjadi tolak ukur masyarakat pada saat itu. Setiap stasiun tv bersaing dengan program-program andalan mereka.
Mulai dari edukasi, remaja, politik hingga olahraga ekstrim (ingat smack down!). Selain anime, tv juga menyuguhkan banyak acara mendidik pada masanya. Sejak kehadiran my love, anaklangit, dll, tv yang kita kenal saat ini sudah jauh berbeda dari tujuan awalnya.
Tidak ada lagi konsep mendidik dari tv bisa didapatkan. Mayoritas acara yang berlangsung adalah sinetron dan gossip lalu diiringi acara musik.
Saya yakin sobat juga setuju dengan program televisi sekarang umumnya tidak mendidik bahkan mencoreng moral bangsa dan adat timur.
Tidak semua anime itu juga mendidik dan bagus untuk ditonton. Bebrapa anime bisa dikatakan bersifat sadis; contohnya Shingeki no Kyojin, atau bersifat amoral seperti High School DxD 18 kebawah jangan ditonton ya sobat).
Tidak seperti tv yang programnya sudah diatur dan tidak bisa diganti dengan bebas. Sobat mau tidak mau hanya bisa menikmati apa yang di tampilkan saat itu.
Termasuk anak dibawah umur. Adalah kewajiban orang tua sebagai otoritas tertinggi di keluarga dalam mengatur tontonan anak-anaknya. Akan tetapi orang tua tidak bisa mengontrol mereka setiap saat.
Tidak jarang anak anak dibawah umur sudah diracuni oleh sinetron sinetron Indonesia.
Buktinya, anak sd sudah ada yang merokok, pacaran, tawuran bahkan menonton video porno. Miris memang, tapi sebagai manusia dewasa selalu terapkan disiplin kepada anak-anak atas tontonan mereka.
Internet bukan lagi hal yang hanya di miliki oleh kalangan menengah ke atas. Sudah banyak provider menawrkan paket internet murah dan hemat bagi masyarakat. Sobat bisa ambil kesempatan seperti ini untuk merubah animo masyarakat yang sudah diracuni sinetron menjadi sesuatu yang lebih positif lewat anime.
Dimulai dari keluarga sendiri seperti adik, saudara, keponakan, tetangga atau siapapun yang dirasa perlu. Ada banyak channel streaming anime berbahasa Indonesia mulai dari anime indo, kotak anime, anime tv, dll.
Untuk menentukan apakah aman untuk 18 tahun kebawah juga gampang. Sudah banyak channel you tube yang memberikan review anime terbaik maupun anime berdasarkan umur penonton.
Jadi sobat tidak perlu repot untuk mencari anime yang pantas dari ribuan judul yang di suguhkan.
Secara garis besar, mempunyai hobi adalah hal yang baik selama hobi yang sobat punya itu bersifat positif, termasuk menjadi Otaku. Menjadi otaku tidak selamanya menghindari interaksi sosial.
Seorang otaku lebih mencintai hobinya dari pada bergosip dan membuang waktu pada hal yang tidak berguna.
Mungkin di masa depan dimana sinetron bukan lagi trend pertelevisian dan kreativitas menjadi topic utama, maka otaku bisa bersinar sesuai waktunya.
Baca juga Tutorial android studio untuk pemula
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
BERIKAN KOMENTAR YANG SOPAN DAN SESUAI ISI ARTIKEL YANG ADA,