7/21/2016

STOP PEJABAT BERKOMENTAR POKEMON GO

"pokemon go"
Dema m game pokemon go cukup membuat heboh negeri ini sampai begitu santer dibicarakan media massa 2 minggu belakangan, diduga fenomena ini telah merebak dan melanda ke hampir seantero dunia sejak dirilis tanggal 6 Juli 2016 oleh perusahaan Niantic selaku pemilik. 
Mengais data laporan Android Authority, tak main-main 10 juta pengunduh secara real time dikabarkan sudah mendownload aplikasi game yang berbasis GPS ini dan diperkirakan jumlahnya itu terus bertambah. 

Tak ayal akibat maraknya pemberitaan soal pokemon go ini, lengkap dengan dibumbui berbagai pernak pernik  peristiwa unik, lucu (semisal perburuan pokemon di daerah pekuburan) sampai yang berujung meregang nyawa telah memancing reaksi sejumlah pejabat pemerintah, TNI/Polri dan politikus untuk angkat bicara.
 
Lihat saja penyataan Kapolri yang baru dilantik Jenderal Tito Karnavian melalui surat telegram rahasia Kapolri nomor STR/533/VII/2016 tertanggal Selasa (19/7/2016) yang intinya melarang para anggota polisi bermain game pokemon saat menjalankan tugas. Pihak istana kepresidenan pun ikut-ikutan kebakaran jenggot dengan menempel selebaran larangan bermain pokemon di pintu masuk ruangan pers (nasional.kompas.com) istana kepresidenan.

Persepsi Bengkok 

Ada apa sebetulnya dengan fenomena pokemon go ini sampai para petinggi negara pun harus uring-uringan berjamaah mengumbar celoteh ? Padahal kalau dipikir-pikir, game yang satu ini tidak jauh bedanya dengan game genre adventure lainnya semisal  clash of clan yang juga sering dimainkan para penggila game online. Mungkinkah ini ada kaitannya dengan penggunaan GPS dan kamera h andphone  sehingga dianggap berbahaya dan merupakan modus baru kegiatan spionase internasional .

Bisa jadi dan sangat masuk akal persepsi seperti itu, tapi sejauh diketahui  itu belum terbukti secara meyakinkan. Jika diusut berdasar latar belakang pengembang game pokemon ini maka rasa khawatir itu bisa dikatakan spekulasi sesat, saudaraku ini murni sebuah bisnis. Pasalnya perusahaan Niantic selaku pengembang game pokemon mengalami kemunduran pendapatan sejak game nintendo kurang lagi diminati. 

Wajar saya katakan jika kemudian kiblat pengembangan permainan game  bergeser, mengalami reinkarnasi dan berubah ke pola berbasis lingkungan  seperti game pokemon ini. Faktanya game sejenis memang belum pernah ada, artinya terdapat celah monopoli pasar yang terbuka lebar dan itu sudah pasti uang dengan nilai menggiurkan ada dalam genggaman.

Diperkirakan kehadiran game pokemon ini akan memberikan pundi-pundi pemasukan ke perusahaan niantic kurang lebih 30 persen. Suatu angka yang cukup fantastik di mana akan memperkuat kembali  pondasi posisi keuangan perusahaan yang lagi terenggah-enggah. Terbukti sebagaimana yang dirilis harian kompas.com dengan tajuk pemberitaan "tiap menit pokemon go raup untung Rp.143 juta" 

Istana ikut main pokemon go


Lepas dari soal untung itu, bermain sebuah game akan tidak pernah lepas  dari rasa penasaran. Ini menjadi semacam fardu kifayah yang wajib ada dan dilaksanakan, begitulah kira-kira ketika kita mulai memainkan game pokemon go yang ber-genre petualangan. 

Berburu monster pokemon di setiap penjuru tempat hampir pasti tidak dapat dihindari, tidak peduli pekuburan keramat para leluhur, kamar mandi, pertokoan, mall, tempat wisata, bahkan sampai ke lingkungan istana kepresidenan kepala negara. Pramono Anung sendiri saking penasarannya, ikut-ikutan menjajal aplikasi ini dan jujur menuturkan bahwa monster pokemon memang cukup banyak bertebaran di lingkungan sekitar istana kepresidenan.

Jadi,   pokemon go merupakan sebuah cara untuk mencuri perhatian dan mencuri hati penikmat permainan game. Klaim pokemon dianggap sebagai game setan karena sifatnya dianggap sangat mengganggu kurang  dapat diterima, itu omong kosong belaka  dan cuma menunjukkan kedangkalan berpikir. Ayolah , tak perlu para pejabat teras pemerintahan maupun petinggi negara harus ikut-ikutan mengurus soal pokemon go dengan sejumlah pernyataan ke publik padahal  seluk beluk di balik fenomena pokemon go kurang di mengerti.

Akibat campur tangan para pejabat ini dengan setumpuk pernyataan publik malah justru makin heboh dan balik meningkatkan rating kepopuleran pokemon go. Apalagi itu diperparah dengan keterlibatan media yang begitu mendramatisir situasi dan kondisi, maka jadilah fenomena pokemon menjadi trending topik dan bahan pembicaraan hangat di media sosial. Saya berkeyakinan tinggi tidak lama lagi fenomena pokemon akan meredup dan berganti lagi dengan isu baru yang setara menggigitnya di khalayak ramai.

Akhirnya, saya mau bilang stop pejabat berkomentar soal pokemon go, cuma membuat gaduh. Faktanya masyarakat tidak dirugikan sama sekali dengan keberadaannya dan asik-asik saja memainkan game ini. Bukankah juga lewat aplikasi game ini, justru masyarakat akan semakin mengenal lingkungan sekitarnya sendiri yang mungkin selama ini kurang diperhatikan. Kalau begitu dimana letak daya rusaknya game pokemon yang digembar-gemborkan 2 minggu belakangan ? 

Baca juga  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BERIKAN KOMENTAR YANG SOPAN DAN SESUAI ISI ARTIKEL YANG ADA,