-->

Sabtu, Januari 12, 2013

INI DIA MODAL POLITIK, YANG AMPUH 100 & BEKERJA

"MODAL POLITIK"
Pesta demokrasi Kota Kotamobagu akan segera di mulai, kalau tidak ada aral melintang pada bulan Juni 2013 nanti akan segera di gelar. 
 
Sejumlah bakal calon walikota dan wakil walikota pun mulai menampakkan batang hidungnya. Semula tidak begitu di kenal, dengan berbekal baliho, pamplet apapun namanya para kandidat dadakan tersebut memproklamirkan dirinya untuk maju dalam pesta demokrasi pilwako. 
Tidak ada salahnya sih jika mereka mencalonkan diri sebagai bakal calon walikota dan wakil walikota Kota Kotamobagu, sebagaimana telah di tegaskan dalam Undang-undang Dasar 1945 dan Undang-undang tentang Hak Asasi Manusia bahwa setiap orang berhak untuk di pilih dan memilih.

Politik butuh modal 

Namun tidak sadarkah konsekwensi untuk ikut dalam pesta demokrasi seperti itu akan membawa dampak luas terutama pada aspek keuangan kandidat yang akan maju. Jika bermodal dengkul dengan kemampuan berbicara yang cukup fasih belum cukuplah untuk mendongrak popularitas seseorang. 
 
Apalagi jika kandidat tersebut baru muncul pada saat perhelatan pesta demokrasi. Untuk cara yang satu ini saya anggap sebagai langkah yang tolol, bodoh bin dungu. 

Modal sekedar coba-coba siapa tahu terpilih  menjadi walikota atau wakil walikota adalah mimpi di siang bolong, langkah tidak cerdas alias sok ketinggian. 

Kelihatan sekali bahwa kandidat seperti ini tidak memiliki modal yang cukup terutama memahami sikap perilaku manusia. Modal baliho sekedar untuk di kenal akan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perolehan suara seseorang. 

Alasannya sederhana saja jika saya menyatakan demikian, karena tidak ada pertalian emosional antara kandidat dan konstituen pemilih, (bukan om, sudara, kakak, adik). 
 
Apalagi tidak jaminan bahwa terpilih nanti akan memperhatikan nasih orang yang telah memberikan suaranya. Wajar jika politik uang masih menjadi senjata ampuh para kandidat untuk mendulang suara yang signifikan. 

Namun sayangnya dalam pengamatan saya  sejumlah kandidat tidak memiliki modal fulus/uang  yang memadai namun terbilang nekad untuk ikut dalam pertarungan politik pilwako. 

Sebenarnya jika para kandidat memiliki kemampuan untuk memahami sikap perilaku manusia maka modal fulus alias duit bukan alat satu-satunya untuk dapat meraih kursi panas  orang nomor satu di Kota Kotamobagu. 

Kata kuncinya adalah banyak berbuatlah untuk orang lain (baca rakyat) jauh sebelum ada pesta demorasi pilwako sehingga nantinya akan terbentuk ikatan emosional  antara pemilih dan yang dipilih. 

Dia bukan kita pe om, saudara, akan terkikis dalam kosa kata pemilih  sehingga secara sukarela, ikhlas akan menyumbangkan suaranya kepada kandidat tersebut saat mencalonkan diri sebagai walikota ataupun wakil walikota. 

Akibat tidak punya modal

Untuk itulah kepada para bakal calon walikota dan wakil walikota Kota Kotamobagu seyogyanya perlu instropeksi diri sebelum mendeklarasikan untuk maju dalam perhelatan politik.
 
Apakah anda sudah cukup banyak berbuat kepada rakyat Kota Kotamobagui ? Apa saja yang telah anda lakukan selama ini sebelum menyatakan maju sebagai salah satu kandidat walikota ataupun wakil walikota ? 
 
Jika sejumlah pertanyaan ini belum dapat anda jawab hanya satu kata yang dapat saya sarankan TAHU DIRILAH bro...jangan bertindak bodoh, penuh nafsu berapi-api, untuk menyatakan maju dalam pilwako. 
 
Kalaupun memaksa juga, bersiap-siaplah untuk menuju titik nadir, jurang hutang akan terbuka lebar mengangga siap menerkam orang BODOH, TOLOL bin DUNGU.      
 
Bagikan artikel ini