Stress karena tak kunjung menjadi sarjana adalah perkara tak mudah di lewati seorang mahasiswa. Memang menjadi seorang mahasiswa sangat seru dan penuh warna, ada banyak hal baru yang diperoleh setelah meninggalkan bangku SMA.
Tetapi jangan salah persepsi, dibalik semua keasyikan itu seringkali mengalami stres yang bisa bikin kepala pusing.
Aktivitas kuliah yang padat, banyak tugas, kuis mendadak, atau drama-drama kampus lainnya yang bisa membuat siapa saja merasa stres.
Menurut Hardjana pada bukunya yang berjudul “ Stres Tanpa Distres: Seni Mengolah Stres”, ada dua faktor stres meliputi, faktor pribadi dan situasi.
Faktor pribadi sendiri berasal dari motivasi, kepribadian, dan spiritualitas, sementara faktor situasi berhubungan dengan tuntutan hidup.
Baca juga
Kumpulan judul skripsi semua fakultas yang banyak dicari
Stres dapat menyebabkan efek samping secara fisik seperti kesulitan berkonsentrasi, mudah marah, lesu, nafsu makan turun, sistem kekebalan tubuh melemah, hingga kesulitan tidur.
Pada dasarnya, stres memang telah menjadi bagian alami dari kehidupan. Namun, terlalu banyak stres juga dapat membahayakan kesehatan kita lho.
Apalagi jika terus berlanjut setiap hari, bisa menyebabkan permasalahan yang serius pada kesehatan fisik dan juga mental.
Tapi tenang saja, artikel ini akan membahas secara tuntas tentang penyebab terjadinya stres hingga cara mengatasi stres ala mahasiswa dengan gaya santai.
Penyebab Terjadinya Stres di Kalangan Mahasiswa
Telah banyak penelitian di berbagai negara yang menunjukkan bahwa tingkat stres di kalangan mahasiswa universitas cenderung tinggi.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Neti Hernawati menyatakan sebanyak 62,7% responden mengalami stress tingkat tinggi. Penelitian ini melibatkan responden mahasiswa di Asrama putra dan putri Kampus IPB Darmaga.Ada banyak faktor utama yang menyebabkan terjadinya stres di kalangan mahasiswa, di antaranya.
1. Tugas Menumpuk
Penyebab stres yang sering dikeluhkan di kalangan mahasiswa adalah tugas yang menumpuk.
Belum lagi ditambah dengan jadwal kuliah yang padat, tidak heran jika stres sudah menjadi rekan setia bagi sebagian besar mahasiswa.
Dalam beberapa kasus, kurikulum perkuliahan yang padat dan banyaknya tugas dari dosen dapat membuat mahasiswa merasa kewalahan.
Mahasiswa sering kali harus menghadapi tenggat waktu yang ketat untuk mengerjakan banyak tugas sekaligus, seperti tugas individu, proyek kelompok, presentasi, dan ujian.
Hal inilah yang menyebabkan mahasiswa tidak memiliki cukup waktu untuk menyelesaikan semuanya dengan baik.
Bahkan, ada banyak mahasiswa yang menetapkan standar tinggi terkait nilai dan prestasi untuk diri mereka sendiri.
Ekspektasi yang terlalu tinggi ini dapat menghasilkan tekanan yang berlebihan dan ketakutan akan kegagalan.
Akibatnya, mereka akan menghabiskan lebih banyak waktu dan energi untuk mendapatkan nilai tinggi dan bersaing dengan teman-temannya.
Pada akhirnya mengalami stres emosional yang berdampak pada kesejahteraan mental mahasiswa.
2 Masalah Ekonomi
Masalah ekonomi termasuk salah satu beban berat bagi mahasiswa, terutama bagi mereka yang harus bekerja untuk biaya perkuliahannya.
Selain itu, masih ada biaya buku, materi kuliah, dan biaya hidup sehari-hari dapat membuat mahasiswa merasa terbebani secara finansial.
Banyak mahasiswa yang merasa perlu untuk bekerja paruh waktu selama kuliah untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Namun, bekerja paruh waktu dapat memakan waktu yang seharusnya dihabiskan untuk belajar dan berpartisipasi dalam kegiatan akademik.
Akibatnya, terjadi ketegangan antara tuntutan akademik dan pekerjaan, yang dapat menyebabkan mahasiswa kelelahan dan berujung stres.
Kehidupan di kota juga penuh godaan, sering kali diajak nongkrong dan jalan-jalan, padahal keuangan lagi menipis.
Uang jajan yang awalnya bisa buat nikmatin hidup, malah jadi buat nyicil tagihan yang menumpuk.
3. Hubungan Keluarga Dan Teman Kurang Baik
Siapa yang bilang jadi mahasiswa itu bisa bebas dan mandiri? Ada kalanya justru hubungan dengan keluarga menjadi faktor pemicu stres.
Mulai dari ekspektasi berlebih, perbedaan pendapat, sampai ke masalah ekonomi keluarga yang bisa merusak suasana hati ketika mendengarnya.
Selain hubungan dengan keluarga, teman-teman juga bisa jadi penyebab stres yang cukup serius.
Kita pasti punya teman dekat yang seharusnya bisa jadi tempat curhat, bertukar pikiran, hingga mendapatkan solusi terbaik.
Namun, apabila kurang tepat memilih teman yang dijadikan sebagai tempat curhat, bisa bikin mood jadi ancur dan stres semakin bertambah.
4. Pencarian Jati Diri dan Tujuan Hidup
Kuliah seringkali jadi waktu untuk berpikir keras tentang apa yang sebenernya mau dilakukan dalam hidup kedepannya.
Pada fase transisi ke dunia perkuliahan, mahasiswa seringkali mengalami konflik internal dalam menemukan jati diri serta tujuan hidup mereka.
Pencarian jati diri dan tujuan hidup adalah perjalanan yang sangat kompleks bagi mahasiswa, dan terus terang saja tidak ada yang bilang mencari jati diri itu gampang.
Adanya ketidakpastian, tekanan sosial, dan perbandingan dengan teman-teman sebaya dapat menyebabkan stres yang signifikan.
Terasa seperti menjalani ujian berat setiap hari, karena yang dicari bukan cuma soal passion dalam hal akademik.
Merasa tertinggal dari teman-teman yang sudah punya tujuan hidup yang jelas, lalu terjebak di antara ekspektasi orang lain dan kebingungan kita sendiri.
Dari sinilah muncul pertanyaan-pertanyaan seperti "Aku sebenarnya mau jadi apa?" atau "Apa sih tujuan melakukan semua ini?".
Tetapi, ini semua adalah bagian normal dari perjalanan setiap mahasiswa, jadi kamu tidak perlu terlalu panik dan merasa bingung atau stres, karena belum menemukan jawaban dari pertanyaan itu.
Mungkin kamu tidak akan pernah sepenuhnya menemukan jati diri atau tujuan hidup yang "sempurna," namun hal penting yang harus dilakukan adalah terus bergerak maju dan belajar dari pengalaman.
Menurut Hardjana pada bukunya yang berjudul “ Stres Tanpa Distres: Seni Mengolah Stres”, ada dua faktor stres meliputi, faktor pribadi dan situasi.
Faktor pribadi sendiri berasal dari motivasi, kepribadian, dan spiritualitas, sementara faktor situasi berhubungan dengan tuntutan hidup.
Baca juga
Kumpulan judul skripsi semua fakultas yang banyak dicari
Stres dapat menyebabkan efek samping secara fisik seperti kesulitan berkonsentrasi, mudah marah, lesu, nafsu makan turun, sistem kekebalan tubuh melemah, hingga kesulitan tidur.
Pada dasarnya, stres memang telah menjadi bagian alami dari kehidupan. Namun, terlalu banyak stres juga dapat membahayakan kesehatan kita lho.
Apalagi jika terus berlanjut setiap hari, bisa menyebabkan permasalahan yang serius pada kesehatan fisik dan juga mental.
Tapi tenang saja, artikel ini akan membahas secara tuntas tentang penyebab terjadinya stres hingga cara mengatasi stres ala mahasiswa dengan gaya santai.
Penyebab Terjadinya Stres di Kalangan Mahasiswa
Telah banyak penelitian di berbagai negara yang menunjukkan bahwa tingkat stres di kalangan mahasiswa universitas cenderung tinggi.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Neti Hernawati menyatakan sebanyak 62,7% responden mengalami stress tingkat tinggi. Penelitian ini melibatkan responden mahasiswa di Asrama putra dan putri Kampus IPB Darmaga.Ada banyak faktor utama yang menyebabkan terjadinya stres di kalangan mahasiswa, di antaranya.
1. Tugas Menumpuk
Penyebab stres yang sering dikeluhkan di kalangan mahasiswa adalah tugas yang menumpuk.
Belum lagi ditambah dengan jadwal kuliah yang padat, tidak heran jika stres sudah menjadi rekan setia bagi sebagian besar mahasiswa.
Dalam beberapa kasus, kurikulum perkuliahan yang padat dan banyaknya tugas dari dosen dapat membuat mahasiswa merasa kewalahan.
Mahasiswa sering kali harus menghadapi tenggat waktu yang ketat untuk mengerjakan banyak tugas sekaligus, seperti tugas individu, proyek kelompok, presentasi, dan ujian.
Hal inilah yang menyebabkan mahasiswa tidak memiliki cukup waktu untuk menyelesaikan semuanya dengan baik.
Bahkan, ada banyak mahasiswa yang menetapkan standar tinggi terkait nilai dan prestasi untuk diri mereka sendiri.
Ekspektasi yang terlalu tinggi ini dapat menghasilkan tekanan yang berlebihan dan ketakutan akan kegagalan.
Akibatnya, mereka akan menghabiskan lebih banyak waktu dan energi untuk mendapatkan nilai tinggi dan bersaing dengan teman-temannya.
Pada akhirnya mengalami stres emosional yang berdampak pada kesejahteraan mental mahasiswa.
2 Masalah Ekonomi
Masalah ekonomi termasuk salah satu beban berat bagi mahasiswa, terutama bagi mereka yang harus bekerja untuk biaya perkuliahannya.
Selain itu, masih ada biaya buku, materi kuliah, dan biaya hidup sehari-hari dapat membuat mahasiswa merasa terbebani secara finansial.
Banyak mahasiswa yang merasa perlu untuk bekerja paruh waktu selama kuliah untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Namun, bekerja paruh waktu dapat memakan waktu yang seharusnya dihabiskan untuk belajar dan berpartisipasi dalam kegiatan akademik.
Akibatnya, terjadi ketegangan antara tuntutan akademik dan pekerjaan, yang dapat menyebabkan mahasiswa kelelahan dan berujung stres.
Kehidupan di kota juga penuh godaan, sering kali diajak nongkrong dan jalan-jalan, padahal keuangan lagi menipis.
Uang jajan yang awalnya bisa buat nikmatin hidup, malah jadi buat nyicil tagihan yang menumpuk.
3. Hubungan Keluarga Dan Teman Kurang Baik
Siapa yang bilang jadi mahasiswa itu bisa bebas dan mandiri? Ada kalanya justru hubungan dengan keluarga menjadi faktor pemicu stres.
Mulai dari ekspektasi berlebih, perbedaan pendapat, sampai ke masalah ekonomi keluarga yang bisa merusak suasana hati ketika mendengarnya.
Selain hubungan dengan keluarga, teman-teman juga bisa jadi penyebab stres yang cukup serius.
Kita pasti punya teman dekat yang seharusnya bisa jadi tempat curhat, bertukar pikiran, hingga mendapatkan solusi terbaik.
Namun, apabila kurang tepat memilih teman yang dijadikan sebagai tempat curhat, bisa bikin mood jadi ancur dan stres semakin bertambah.
4. Pencarian Jati Diri dan Tujuan Hidup
Kuliah seringkali jadi waktu untuk berpikir keras tentang apa yang sebenernya mau dilakukan dalam hidup kedepannya.
Pada fase transisi ke dunia perkuliahan, mahasiswa seringkali mengalami konflik internal dalam menemukan jati diri serta tujuan hidup mereka.
Pencarian jati diri dan tujuan hidup adalah perjalanan yang sangat kompleks bagi mahasiswa, dan terus terang saja tidak ada yang bilang mencari jati diri itu gampang.
Adanya ketidakpastian, tekanan sosial, dan perbandingan dengan teman-teman sebaya dapat menyebabkan stres yang signifikan.
Terasa seperti menjalani ujian berat setiap hari, karena yang dicari bukan cuma soal passion dalam hal akademik.
Merasa tertinggal dari teman-teman yang sudah punya tujuan hidup yang jelas, lalu terjebak di antara ekspektasi orang lain dan kebingungan kita sendiri.
Dari sinilah muncul pertanyaan-pertanyaan seperti "Aku sebenarnya mau jadi apa?" atau "Apa sih tujuan melakukan semua ini?".
Tetapi, ini semua adalah bagian normal dari perjalanan setiap mahasiswa, jadi kamu tidak perlu terlalu panik dan merasa bingung atau stres, karena belum menemukan jawaban dari pertanyaan itu.
Mungkin kamu tidak akan pernah sepenuhnya menemukan jati diri atau tujuan hidup yang "sempurna," namun hal penting yang harus dilakukan adalah terus bergerak maju dan belajar dari pengalaman.
Cara Ampuh Mengatasi Stres pada Mahasiswa
Setelah mengetahui apa saja penyebab terjadinya stres pada mahasiswa, berikut ini adalah cara untuk mengatasinya.
1. Belajar Manajemen Waktu
Kehidupan sebagai mahasiswa seringkali diwarnai oleh banyak tuntutan, terutama jika kamu termasuk mahasiswa yang aktif mengikuti kegiatan organisasi.
Selain di bidang akademik, kamu akan punya banyak tanggung jawab lainnya yang terkadang membuat kamu kesulitan dalam membagi waktu.
Belajar manajemen waktu bisa sangat membantu untuk mengatur waktu dengan baik dan efektif, sehingga dapat mencegah terjadinya stres.
Langkah awal belajar manajemen waktu adalah membuat perencanaan harian atau mingguan, bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
Kamu bisa membuat daftar semua tugas atau pekerjaan yang harus diselesaikan, urutkan berdasarkan deadline dan tingkat urgensi.
Hal ini sangat membantu untuk mengetahui skala prioritas setiap tugas dan mana yang lebih baik diselesaikan lebih dulu.
Selain lebih terorganisir, pada akhirnya membuat perencanaan seperti ini akan membantu kamu terhindar dari tugas yang menumpuk.
Langkah berikutnya, kamu bisa memanfaatkan teknologi yang ada di sekitarmu seperti ponsel.
Ada banyak aplikasi yang dapat mengingatkanmu untuk mengerjakan tugas sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.
Lakukan cara ini dengan disiplin setiap harinya agar kamu memiliki kemampuan manajemen waktu yang baik.
2. Selesaikan Tugas yang Mudah Lebih Dulu
Ketika ada banyak tugas yang harus diselesaikan, lebih baik kerjakan yang lebih mudah dulu.
Apabila mengerjakan tugas yang sulit terlebih dahulu, kamu akan lebih mudah lelah dan akhirnya memilih istirahat.
Mengerjakan lebih dulu tugas yang mudah, akan membuat kamu merasa lebih percaya diri dan beban pikiran berkurang.
Kamu juga akan memiliki lebih banyak waktu dan energi untuk bisa fokus mengerjakan tugas-tugas yang sulit nantinya.
Selain urutkan prioritas tugas, alokasi waktu dalam menyelesaikan setiap tugas juga perlu diterapkan.
Hal ini akan membantumu tetap fokus dan mencegah kamu terjebak terlalu lama pada tugas yang sebenarnya sederhana.
3. Tidur yang Cukup
Salah satu dampak terjadinya stres pada mahasiswa adalah susah tidur. Tetapi faktanya, tidur memiliki dampak besar yang baik untuk kesehatan, terutama saat mengalami stres.
Ketika kamu merasa lelah dan stres, tidur adalah cara alami untuk mengembalikan energimu. Setelah tidur yang cukup, kamu akan merasa lebih segar dan siap mengerjakan tugas-tugas atau pekerjaan.
Tidur adalah waktu di mana tubuh dan otak akan beristirahat, serta mengisi ulang energi yang telah terbuang.
Tidur yang cukup, mampu membuat fungsi otak tetap optimal. Dengan kata lain, kamu bisa lebih fokus saat belajar atau mengerjakan tugas, tanpa merasa kesulitan.
Akan lebih baik jika kamu mendapatkan tidur yang berkualitas, sehingga tubuh akan merasa lebih segar saat bangun.
Kamu bisa mengikuti langkah-langkah berikut ini agar mendapatkan tidur yang berkualitas.
Langkah pertama, tetapkan waktu tidur dan bangun pada jam yang sama setiap hari.
Langkah kedua, hindari bermain ponsel sebelum tidur. Pastikan juga tempat tidurmu nyaman dan gelap, karena cahaya lampu bisa mengganggu kualitas tidurmu.
Langkah terakhir, lakukan relaksasi sebelum tidur, seperti membaca buku, mendengarkan musik, atau meditasi ringan.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, kamu pasti akan mendapatkan tidur yang berkualitas dan stres akan berkurang.
4. Lakukan Hobi atau Kegiatan yang Menyenangkan
Stres memang bisa datang kapan saja, tapi kamu punya pilihan untuk menghilangkan itu dengan cara melakukan hobi atau kegiatan yang disukai.
Buat kamu yang masih bingung atau belum menemukan hobi yang cocok, jangan khawatir. Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah mencari passionmu.
Kira-kira kegiatan apa yang bisa membuat kamu lupa waktu? Apakah itu main musik, nulis cerpen, olahraga, atau mungkin juga bercocok tanam?
Nah, setelah mengetahui jawabannya, kamu bisa luangkan waktu untuk melakukan kegiatan tersebut.
Jangan pernah takut buat coba hal-hal baru di luar lingkungan akademis, siapa tahu ternyata kamu punya bakat terpendam.
Poin pentingnya kegiatan tersebut bikin kamu senang, nyaman, dan bisa mengatasi stres.
Ketika sudah menemukan hobi yang pas, mending santai-santai dulu buat lakukan hobi baru kamu daripada pusing karena stres.
5. Jangan Takut Meminta Bantuan Teman
Hal yang sering diabaikan saat mengalami stres adalah menghubungi teman. Sekedar mengungkapkan perasaan dan tekanan yang dirasakan bisa membuat kamu merasa lega .
Teman-teman yang baik akan mendengarkan dengan penuh perhatian hingga memberikan solusi.
Kamu juga bisa mengajukan pertanyaan agar mendapatkan sudut pandang yang berbeda, terkadang hasil diskusi dengan teman bisa jadi solusi dari permasalahan.
elain membicarakan tentang masalah, jadwalkan waktu untuk bersenang-senang bersama temanmu.
Kegiatan yang ringan-ringan saja seperti nongkrong, nonton film, atau berolahraga bersama, bisa membantu kamu untuk meredakan stres dan meningkatkan semangat.
Jadi, jangan malu-malu lagi untuk meminta bantuan dari teman saat mengalami stres.
Kebiasaan Kecil untuk Menghindari Stres Ada banyak kebiasaan kecil yang perlu kamu terapkan agar tidak sering mengalami stres.
Mulai dari hal yang paling sederhana, contohnya begitu kamu mendapatkan tugas jika bisa dikerjakan hari ini, kerjakan hari ini.
Meskipun deadline tugasnya masih lama, kerjakanlah mulai dari sekarang agar tidak tugas yang menumpuk nantinya atau tugas yang pengerjaannya menggunakan sistem kebut semalam.
Kamu juga bisa mulai berolahraga secara teratur, saat olahraga kamu akan melepaskan endorfin atau hormon "bahagia," yang dapat membantu meningkatkan suasana hati dan terhindar dari stres.
Baca juga
Materi kuliah akuntansi sektor publik Prof Dr. Mardiasmo, MBA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
BERIKAN KOMENTAR YANG SOPAN DAN SESUAI ISI ARTIKEL YANG ADA,