7/15/2015

3 CARA AMPUH MENGHINDARI KANKER (KANTONG KERING)

kantong kering Sore itu sambil menunggu waktu berbuka puasa, iseng-iseng saya berjalan ke pasar senggol yaitu sebuah pasar dadakan yang di gelar setiap tahunnya oleh pemerintah daerah setempat saat menjelang lebaran.

Saling himpit, berdesak-desakan puluhan atau ratusan pengunjung untuk berbelanja begitulah sekilas apa yang saya saksikan di sana saat saya tiba. 
 Iniah moment yang sangat di tunggu para pedagang karena akan ada rejeki nomplok menanti begitu guman di hati kecil saya. Bagi para keluarga yang memiliki anak-anak, moment perayaan idul fitri atau lebaran di maknai terjadinya akstra pengeluaran bulanan di luar batas kewajaran. 

Mau bagaimana lagi, moment lebaran berarti semuanya “melebar” termasuk urusan pengeluaran, begitulah celoteh dan bisik-bisik yang banyak berseliweran di kalangan ibu-ibu rumah tangga saat menunggu waktu berbuka puasa tiba. 

Melihat pengunjung pasar senggol sore itu yang banyak di dominasi kaum ibu rumah tangga, mungkin ada benarnya pendapat komunitas ibu-ibu ini, tapi mungkin juga pendapat tersebut masih kurang tepat. 
 
  Terlepas dari pada pendapat itu, sesuaikanlah gaya hidup kita dengan pendapatan yang kita miliki, jangan lebih besar pasak daripada tiang, begitulah pendapat para pakar keuangan yang sering saya dengar dan saya suka ikuti selama ini.

Mengelola penghasilan yang terbatas
 
  Menjelang lebaran, biasanya sumber penghasilan bagi sebuah keluarga yang sudah bekerja akan bertambah dengan yang namanya THR (Tunjangan Hari Raya). 

Begitupun halnya berlaku bagi saya pribadi yang berprofesi sebagai PNS. THR yang saya terima di bulan Juli ini, selain gaji bulanan juga dalam bentuk gaji ke 13 yang besarannya adalah sebesar gaji pokok tanpa potongan apapun.

Memang sih di satu sisi saat puasa ramadhan akan terjadi penghematan pengeluaran keluarga akibat menurunnya biaya makan keluarga namun disisi lain saat menjelang lebaran akan terjadi lonjakan harga di pasaran yang akan turut berdampak naiknya pengeluaran. 

Naiknya beberapa kebutuhan pokok di pasaran ini dari hasil survey cenderung di akibatkan oleh naiknya permintaan konsumen yang tidak di barengi dengan stok yang tersedia. 

Pelajaran ini merupakan dasar awal bagi saya dalam mengelola keuangan menjelang lebaran setiap tahunnya

Berikut beberapa tips yang saya lakukan dalam tata kelola keuangan mengantisipasi perayaan dan pasca lebaran :
  1. Berbelanjalah kebutuhan saat lebaran ( misalnya : baju/sepatu baru anak, bahan-bahan membuat kue dsb) jauh-jauh hari sebelum menjelang lebaran, karena pada saat itu harga di pasaran masih terbilang stabil.
  2. THR (gaji ke 13) yang di terima saya sisihkan 30 % untuk investasi, sisanya di gunakan pada hal-hal yang bersifat wajib, penting dan mendesak seperti membayar zakat/sedekah/infak, membayar pajak kendaraan yang jatuh tempo. Sisa dana lainnya, disisihkan untuk dana cadangan yang sifatnya tiba-tiba dan tak bisa di perkirakan untuk hari H lebaran atau pasca lebaran. Jika dana ini tidak terpakai pasca lebaran maka saya akan alihkan ke dalam bentuk tabungan.
  3. Untuk gaji bulanan tetap di kelola sebagaimana biasanya yakni untuk peruntukan membayar listrik/air, membeli pulsa, makan keluarga serta tabungan.
Pengelolaan keuangan keluarga sebagaimana telah saya uraikan itu, sangat membantu dalam menghadapi lebaran maupun pasca lebaran sehingga saya terhindar dari penyakit kanker (kantong kering).

Saran saya bijaksanalah dalam mengatur keuangan keluarga sekalipun itu menjelang lebaran, sehingga anda tidak akan jatuh dalam jurang ketidakberdayaan ekonomi di kemudian hari. Amin
 
Baca juga 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BERIKAN KOMENTAR YANG SOPAN DAN SESUAI ISI ARTIKEL YANG ADA,