Sudah
menjadi trend yang tak bisa ditolak lagi di dunia ini, para pengguna sosial
media semisal faceook, twitter suka
membagikan semua hal yang mereka lihat, dengar di sekitar kehidupan pribadi
mereka.
Cuma
melihat ayam bertelur saja, difoto dan langsung dibagikan ke sosial media. Lagi
makan apa, menunya bagaimana, sebelum acara makan di mulai biasanya pun ada
adegan mengambil foto.
Baca juga
Pokoknya
semua hal tidak akan luput untuk diambil gambarnya bagi penggila selfie yang
kurang kerjaannya.
Apakah
ini cara yang salah ?
Pendapat beberapa orang awam mengatakan, ini tidak salah karena tuntutan era digital yang sudah semakin tidak memiliki batas dan ujung. Padahal mereka tidak sadar sudah menciptakan bom waktu bagi kehidupan mereka sendiri.
Percayalah,
tidak semua hal dapat anda bagikan ke sosial media, karena itu berarti
mengundang bahaya
Apa saja itu ?
1.
Detail Alamat rumah
Kabar
baiknya point ini sebenarnya untuk mempertegas keberadaan diri kita, bahwa
bukan hantu yang tidak jelas keberadaannya itu di mana. Kabar buruknya, alamat
rumah yang diurai secara jelas dan terinci akan sangat membantu pelaku kriminal
untuk menemukan sasaran. Boleh saja
alamat rumah di taruh dalam halaman profil sosial media kita tapi tidak usah
diberikan secara sangat detail.
2.Kemana
pergi berlibur
Banyak
orang, sesaat baru membeli sebuah tiket pesawat langsung mengambil foto tiket
tersebut dan membagikannya ke sosial media. Seolah memberitahukan pada dunia,
saya hari ini akan berpergian.
Ini
ide yang tidak bagus karena memposisikan diri kita sebagai target incaran
pelaku kriminal.
Ada
baiknya yang dibagikan ke sosial media itu adalah foto setelah anda kembali
dari dari sebuah perjalanan. Dengan
begitu lebih aman dan bebas dari ancaman gangguan pelaku kriminal.
3.
Foto dan Video anak-anak
Sudah menjadi semacam
budaya di kalangan orang tua untuk membagi-bagikan foto-foto anak mereka. Lagi
tidur, makan, bermain semuanya difoto dan dibagikan ke sosial media.
Orang
tua mana yang tidak suka foto-foto konyol anak mereka mendapat komentar bernada
pujian dari warga sosial media. Tapi
sadarkah, bahwa kita tidak pernah tahu siapa yang melihat foto atau video
anak-anak kita di sosial media.
Mungkin
saja dari sekian ratus orang yang melihat foto atau video anak kita itu adalah seorang
pelaku pedofil.
Jadi
pastikan anda selalu memberikan perlindungan kepada anak-anak dengan tidak
terlalu banyak memberikan informasi ke publik seputar kegiatan mereka di rumah
atau di luar rumah.
Batasi
hanya teman dan keluarga terdekat yang bisa melihat informasi terkait keluarga
anda
4.
Design tata letak rumah
Bila
tidak lumpuh ingatan saya, design tata letak rumah sering juga dibagikan ke sosial
media. Mungkin saat ini anda lagi membangun rumah idamannya dan ingin sedikit haus
pujian dari seorang teman di sosial media lantas membagikannya.
Niat
membagikan itu, oke –oke saja tapi menjadi masalah besar kalau yang melihatnya
adalah seorang pelaku kriminal spesialis menjarah di rumah-rumah.
Mereka
akan tahu persis dari mana akan masuk dan keluar di rumah anda itu. Dimana
mereka harus lari bersembunyi ketika gagal untuk menjarah.
Jadi
usahakan cetak biru denah rumah anda jangan dibagi ke sosial media karena
berarti mengizinkan penjahat untuk masuk dan anda menyambutnya dengan tangan
terbuka.
5. Copy dan paste status orang lain
Sering
menjadi viral di sosial media sebuah status, foto atau video yang dibagikan
secara berantai pengguna sosial media. Hal kecil saja yang sebetulnya tidak
punya arti apa kalau dibagikan secara berantai maka akan menjadi viral. Padahal
mereka yang membagikannya itu tidak tahu persis apakah benar atau salah
informasi yang telah mereka bagikan.
Duduk
perkaranya kalau yang dibagikan itu adalah informasi hoax yang ditebar oknum
tertentu untuk suatu tujuan tertentu dan informasi terkait dengan nama baik
seseorang, apakah ini bukan menjadi masalah besar seandainya dituntut secara
hukum ?
Ini
juga terlihat anda sangat bodoh dan memiliki asupan pengetahuan yang kurang
bergizi.
Jadi
sebelum membagikan suatu informasi, lakukan penelitian mendalam dulu. Kalau perlu periksa sendiri kebenaran
informasi itu dilokasi kejadian
6.
Mengeluh tentang atasan di kantor
Dalam
sebuah organisasi manapun sering kita mendengar keluhan bawahan terhadap
atasannya. Sebagai pelampiasaanya maka keluhan itu diunggah ke sosial media.
Seandainya
yang diunggah itu hanya berkisar soal pekerjaan, tidak masalah. Tapi kalau
sudah menyerang pribadi, maka itu berarti menyulut api agar lebih berkobar.
Dampak
lebih jauh, bagi yang kerja di perusahaan swasta, pantat anda bisa di tendang
keluar kantor. Jadi pikirkan baik-baik sebelum mengunggah suatu keluhan ke sosial
media.
7.
Posting Foto Kegiatan Pribadi
Lagi
makan di sebuah restoran, minum segelas kopi dan kemudian dibagikan ke sosial
media padahal saat itu anda posisinya sebagai seorang karyawan yang diikat
dengan jam kerja. Berkesan hal ini biasa-biasa saja, tapi terlihat anda tidak
sedang dalam bekerja tapi punya waktu luang untuk posting foto-foto pribadi di
saat jam kerja.
Jangan
bagikan hal-hal seperti itu di sosial media, bisa berakibat buruk bagi karir
anda di tempat bekerja.
Baca juga